Bagikan:

JAKARTA - Perusahaan independent power producer (IPP) untuk proyek PLTU Sulut-3, yakni PT Minahasa Cahaya Lestari (MCL), telah mencapai tanggal operasi komersial (commercial operation date/COD) pada 1 Juli 2021, sebagaimana dinyatakan dalam surat yang dikeluarkan oleh PLN pada 18 Agustus 2021.

Disebutkan bahwa perjanjian jual-beli tenaga listrik untuk proyek PLTU Sulut-3 akan berlaku selama 25 tahun sejak tercapainya COD.

Direktur Utama MCL Dimas Wibowo mengatakan proyek PLTU Sulut-3 merupakan bagian dari program listrik nasional 35.000 MW yang dicanangkan oleh pemerintah pusat.

“Kami bangga dapat menjadi bagian dari program strategis nasional 35.000 MW yang diharapkan rasio elektrifikasi di Indonesia dapat meningkat sehingga dapat menimbulkan efek multiplier pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sulawesi Utara pada khususnya,” ujar dia dalam keterbukaan seperti yang dikutip pada Senin, 23 Agustus.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur MCL Alvin Firman Sunanda menambahkan penetapan Commercial Operation Date ini merupakan langkah awal dimulainya PLTU Sulut-3 dalam menyalurkan tenaga listrik selama 25 tahun ke depan.

“Kami harapkan selama masa Pengelolaan oleh MCL tidak ada hambatan yang signifikan dan dapat terus mencapai target pemenuhan kebutuhan listrik khususnya di wilayah Sulawesi Utara,” tuturnya.

Sebagai informasi, PLTU Sulut-3 akan menyalurkan listrik kepada PLN melalui sistem jaringan transmisi yang didistribusikan ke wilayah Sulawesi Bagian Utara dan sekitarnya. Adapun, proyek PLTU Sulut-3 sendiri berkapasitas 2x50MW yang terletak di Kecamatan Kema, Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara.

Saat ini pasokan bahan bakar batubara berasal dari tambang batu bara yang terletak di daerah Kaliorang, Provinsi Kalimantan Timur.

Untuk diketahui, PT Minahasa Cahaya Lestari adalah perusahaan yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh PT Toba Bara Energi, salah satu dari anak perusahaan PT TBS Energi Utama Tbk yang berkode saham TOBA.

TBS Energi Utama energi sendiri merupakan salah satu entitas besutan Pandu Patria Sjahrir, yang disebut-sebut sebagai keponakan dari Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan.

Pandu tercatat sebagai Wakil Direktur Utama di TOBA melalui akta notaris yang ditandatangani Aryanti Artisari. Dia disebutkan pula menjabat sebagai Ketua Umum Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) pada 2015 untuk masa kepemimpinan hingga 2018, dan kemudian terpilih lagi di posisi yang sama untuk periode kepemimpinan 2018 - 2021.