<i>Trending Topic</i> di Twitter Soal 11.000 T yang pernah Digaungkan Jokowi, Netizen Menghubungkannya dengan Rp2 Triliun Akidi Tio
Anak Akidi Tio (kanan) usai pemeriksaan soal bantuan Rp2 triliun di Mapolda Sumsel (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Ramai di media sosial Twitter soal keyword 11.000 T pada Selasa 3 Agustus siang. Apakah ini ada hubungannya dengan Akidi Tio?

Penelusuran VOI, perbincangan di Twitter tersebut terkait beberapa waktu lalu, pemerintah memperkirakan aset Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di luar negeri mencapai nilai Rp11.000 triliun. Besaran tersebut jika dikonversi menjadi Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), maka setara dengan empat tahun lebih penyelenggaraan negara (asumsi belanja APBN 2021 Rp2.700 triliun).

Atau jika ingin gambaran sederhana, nilai fantastis Rp11 kuadriliun itu sama dengan seluruh aset yang dimiliki oleh pemerintah Indonesia per 31 Desember 2020. Ini berarti, akumulasi dari nilai kompleks olahraga GBK, ditambah dengan kompleks parlemen Senayan Jakarta, Istana Kepresidenan, dan masih banyak lagi harta negara di republik ini.

Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) kemudian mencoba meluruskan perkara Rp11.000 triliun. Pada penjelasan resmi tengah tahun lalu, Kemenkominfo menyebut jika hal itu merupakan data tentang nilai aset sejumlah WNI secara perorangan atau bukan, di luar negeri.

Jika ditelisik lebih lanjut, Presiden Jokowi memang pernah menyinggung soal Rp11.000 triliun. Dia mengklaim mengantongi data tersebut. Kemenkominfo memastikan bahwa nominal ini adalah estimasi nilai aset WNI di yurisdiksi negara lain, dan bukan uang yang dimiliki pemerintah di mancanegara.

Adapun, kabar lama soal perkara Rp11.000 triliun kembali mencuat seiring dengan niatan keluarga Akidi Tio di Sumatera Selatan (Sumsel) untuk menyumbang Rp2 triliun guna membantu pemerintah menangani pandemi COVID-19 di Indonesia. Tak ayal, hal tersebut membuat geger publik nasional.

Pasalnya, belum ada satupun entitas usaha di negeri ini apalagi perseorangan yang melakukan aksi filantropis dengan nilai mencapai triliunan rupiah. Apalagi, nama Akidi Tio tidak familiar di telinga kebanyakan orang Indonesia sebagai klan super tajir di negara ini.

Belakangan diketahui bahwa sumbangan Rp2 triliun itu diduga kuat hanya fiktif alias abal-abal. Indikasi ini bisa dilihat saat polisi menjemput Heryanti, bungsu dari almarhum Akidi Tio untuk dimintai keterangan terkait sumbangan dengan nilai fantastis tersebut.

Nampaknya situasi pandemi selama 18 bulan terakhir ini tidak hanya membawa dampak secara fisik, tetapi juga psikologis. Semoga kita semua tetap diberikan kesahatan jasmani dan rohani oleh Tuhan Yang Maha Esa. Aamiin.