Bagikan:

JAKARTA - Kedatangan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ke pasar modal untuk melakukan penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) selalu menjadi hal yang ditunggu-tunggu oleh para investor. Lalu, apakah ada perusahaan BUMN bakal IPO dalam waktu dekat?

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebutkan beberapa perusahaan dan anak usaha BUMN akan melakukan penawaran umum saham perdana dalam beberapa tahun ke depan. Kata dia, mendorong BUMN atau anak usaha BUMN go public merupakan bagian dalam peningkatan transparansi.

Setidaknya, beberapa sektor strategis dipastikan akan menjadi perusahaan publik. Perusahaan tersebut mulai dari sektor telekomunikasi, logistik hingga energi.

"Saya tidak bisa spesifik apakah 2021, 2022, atau 2023 karena perlindungan daripada insider trading itu tidak boleh, apalagi saya sebagai menteri," katanya dalam dialog virtual di Jakarta, Jumat, 30 Juli.

Namun, Erick memberikan beberapa bocoran perusahaan yang akan melakukan penawaran umum saham perdana. Mulai dari anak usaha PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) yang bergerak di bidang data center dan penyedia menara telekomunikasi tengah dipersiapkan untuk go public.

"Telkom itu sekarang valuasinya saya anggap masih baik tetapi harus lebih baik. Apalagi dengan perbaikan bisnis model yang ada di Telkom, bahwa Telkom itu jangan terpaku menjadi komunikasi saja. Karena kenapa? Yang namanya data voice itu kan hilang, tidak ada income. Karena itu kita juga mendorong perusahaan-perusahaan Telkom ya anak perusahaannya seperti Data Center, Mitratel yang tower itu ke depannya bisa go public," tuturnya.

Kemudian, kata Erick, subholding PT Pertamina (Persero) yakni anak usaha yang dikelompokkan berdasarkan jenis usahanya juga menjadi pertimbangan untuk di-IPO-kan. Salah satunya adalah yang bergerak di bidang marine logistic atau transportasi laut.

"Seperti contoh kita meng-integrated daripada marine logistic transportation tidak hanya kapal, pelabuhan, energy storage menjadi sebuah group. Nah ini juga bisa untuk ke depannya kita lakukan go public," ujarnya.

Erick mengatakan rencana IPO Pertamina Geothermal Energy tak lepas dari upaya Kementerian BUMN yang sedang membentuk holding BUMN Panas Bumi (Geothermal). Bahkan, pembentukan holding panas bumi ini juga mendapat sambutan positif dari Kementerian Keuangan.

Nantinya holding ini akan diisi tiga perusahaan pelat merah yang selama ini menggarap bidang pengembangan dan pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi (PLTP) seperti PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), PT Geo Dipa Energi (Persero), dan PT PLN Geothermal.

"Kemarin bagaimana kita mergerkan PLN, Pertamina, untuk geothermal disambut baik ibu Menkeu karena Kemenkeu juga punya aset Geo Dipa yang bisa ikutan dalam grup ini," tuturnya. 

Erick berujar holding panas bumi merupakan langkah adaptif dalam menghadapi perubahan yang mana energi fosil mulai banyak ditinggalkan. Apalagi, kata dia, potensi panas bumi juga dapat membuka lapangan kerja yang besar bagi masyarakat.

"Kadang-kadang kita terjebak seakan-akan melakukan aksi korporasi ini kita ingin melepas beban daripada BUMN, tidak, BUMN tetap sebagai lokomotif pembangunan jadi public service juga dengan geothermal-nya sendiri ini menjadi energi baru terbarukan. Ini bisa melayani masyarakat juga lebih sehat ke depan dari yang namanya polusi dan lain-lainnya," tuturnya.