IMF Pangkas Target Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, Kemenkeu: Masih dalam Rentang Pemerintah
Ilustrasi (Foto: Dok. VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Lembaga moneter internasional atau International Monetary Fund (IMF) merilis laporan perkembangan pertumbuhan ekonomi di sejumlah negara. Dalam ulasannya, organisasi global tersebut memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 0,4 persen dari untuk sepanjang 2021.

Menurut Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu, apa yang lakukan oleh IMF merupakan sebuah prediksi yang didasarkan pada kondisi saat ini.

“Proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari IMF untuk periode 2021 yakni 3,9 persen. Level tersebut masih dalam rentang proyeksi pemerintah pada 3,7 persen hingga 4,5 persen,” katanya dalam rilis resmi, Rabu, 28 Juli.

Meski demikian, pemerintah disebut Febrio hanya fokus pada upaya penangan kesehatan di dalam negeri sembari mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional.

“Indonesia akan terus mengambil manfaat dari prospek ekonomi global yang masih kondusif, sembari terus mewaspadai risiko-risiko yang ada,” ujarnya.

Untuk itu, strategi pemerintah ke depan adalah tetap fokus pada upaya pengendalian pandemi, melindungi kesejahteraan masyarakat dan mendorong pemulihan ekonomi nasional, serta terus meningkatkan daya saing.

“Indonesia terus memperkuat kebijakan di sisi kesehatan dan perlindungan sosial yang ditunjukan melalui memperpanjang PPKM Level IV hingga 2 Agustus 2021 guna tetap mengendalikan pandemi, dan sekarang sudah mulai menunjukkan penurunan kasus,” tuturnya.

Dari sisi vaksinasi, anak buah Sri Mulyani itu menyebut bahwa pemerintah tetap berupaya penyaluran vaksin di tingkat 1,5 juta dosis perhari, dan akan terus ditingkatkan secara gradual hingga 2 juta dosis perhari.

Adapun, hingga 27 Juli 2021 total kumulatif vaksin yang telah diberikan pada masyarakat\ mencapai 63,94 juta dosis.

“Melalui kebijakan pengetatan serta berbagai upaya yang dilakukan di bidang kesehatan, Indonesia diharapkan dapat mengatasi lonjakan pandemi COVID-19, sehingga proses pemulihan ekonomi pun dapat berjalan dengan baik,” tutup Febrio.