Bagikan:

JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) akan segera mengumumkan capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk periode kuartal I 2023. Agenda tersebut merupakan rilis resmi BPS dalam tiga bulan sekali setiap tahun.

VOI mencatat, tren pertumbuhan ekonomi RI tengah dalam progres yang baik. Pasalnya Indonesia mampu meraih angka di atas 5 persen year on year (yoy) pada sepanjang 2022 di tengah tekanan global yang cukup kuat, terutama karena faktor inflasi dan potensi stagflasi sejumlah negara.

Secara terperinci, laju produk domestik bruto (PDB) di kuartal I 2022 adalah sebesar 5,02 persen. Lalu, secara berturut-turut kuartal II 2022 sebesar 5,46 persen, kuartal III 2022 sebesar 5,73 persen, dan kuartal IV 2022 sebesar 5,01 persen. Alhasil, tingkat pertumbuhan ekonomi secara full year 2022 bertengger di level 5,31 persen.

Bagaimana dengan Tahun Ini?

Pemerintah melalui Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani telah menetapkan angka pertumbuhan 2023 berada di kisaran 4,5 persen sampai 5,3 persen.

Dalam sebuah kesempatan Menkeu pernah mengungkapkan bahwa laju pertumbuhan di tiga bulan pertama tahun ini sebagai sesuatu yang “masih tinggi”.

“Pemerintah yakin pada bulan April akan tetap terjaga dengan baik dan memberikan kontribusi bagi momentum pemulihan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap tinggi,” ujarnya saat memberi pemaparan ke awak media pada pertengahan April.

Nada optimisme itu mengacu kepada tiga hal. Pertama, inflasi yang relatif makin terjaga selama Ramadan. Kedua, Surplus neraca perdagangan yang berlanjut hingga memasuki bulan ke-35 secara berturut-turut. Serta yang terakhir adalah kondisi APBN yang masih surplus sebesar Rp128,5 triliun pada Maret 2023.

Terpisah, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyebut faktor penting yang menjadi penyokong pertumbuhan ekonomi adalah kuatnya sisi demand dari dalam negeri.

“Pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap kuat ditopang oleh naiknya permintaan domestik dan positifnya kinerja ekspor,” tuturnya.

Bank sentral pun mengamini target pertumbuhan yang telah dipatok pemerintah dan yakin level tersebut bisa diraih tahun ini.

“Atas berbagai perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi 2023 diperkirakan bias atas dalam kisaran proyeksi 4,5 persen sampai dengan 5,3 persen,” tegas Perry.

Anomali Indonesia: Global Melambat, Kita Melesat

Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) memperkirakan perekonomian global melambat dari 3,4 persen pada 2022 menjadi 2,8 persen di 2023. Angka itu disebut IMF bakal membaik ke level 3,0 persen pada 2024.

Sementara dalam rilis terbaru International Monetary Fund merevisi ke atas pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk 2023 dari 4,8 persen menjadi 5,0 persen. Sinyal positif ini berlanjut dengan perkiraan 5,1 pesen untuk 2024.

“Kenaikan proyeksi pertumbuhan ekonomi oleh IMF ini menunjukkan bahwa Indonesia masih menjadi salah satu bright spot di tengah situasi global yang penuh ketidakpastian,” ungkap Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Kacaribu beberapa waktu lalu.

Menurut Febrio, salah satu yang berperan penting adalah Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang semakin kokoh di jalur ekspansi. Dalam catatan redaksi, PMI Manufaktur periode April 2023 bertengger di angka 52,7.

Torehan itu lebih baik jika dibandingkan Maret 2023 yang sebesar 51,9. Capaian ini ikut memperpanjang rekor ekspansi (lebih dari level 50) selama 20 bulan berturut-turut.

“Dengan optimisme ini, perkembangan pertumbuhan permintaan yang berkelanjutan perlu dijaga untuk menopang pertumbuhan ekonomi dan memberikan bantalan yang kuat dalam menghadapi risiko gejolak ekonomi global,” kata Febrio.