JAKARTA - Direktur Utama PT Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan bahwa bisnis perusahaannya sangat terdampak pandemi COVID-19. Bahkan, pandemi mengantarkan industri penerbangan dunia pada level terendah sepanjang sejarah.
Lebih lanjut, Irfan mengatakan bahwa hal tersebut merupakan realitas bisnis yang tidak dapat terhindarkan di tengah tekanan kinerja usaha yang melemah imbas pandemi.
"Kondisi pandemi ini yang mengantarkan industri penerbangan dunia pada level terendah sepanjang sejarah, di mana lalu lintas penumpang internasional mengalami penurunan drastis lebih dari 60 persen selama tahun 2020," katanya dalam keterangan resminya, Jumat, 16 Juli.
Bahkan, kata Irfan, kondisi tersebut membawa trafik perjalanan lalu lintas udara internasional kembali ke level trafik lalu lintas udara pada tahun 2003. Ia mengatakan bahwa ini merupakan sebuah kemunduran signifikan dari industri penerbangan yang telah berkembang pesat selama 10 tahun terakhir.
"Kondisi itu yang turut tergambarkan pada kinerja usaha Garuda Indonesia yang saat ini terdampak signifikan pada aspek keberlangsungan usaha. Hal tersebut juga merupakan situasi yang tidak terhindarkan dihadapi oleh berbagai pelaku industri penerbangan lainnya," tuturnya.
Kata Irfan, para pelaku usaha di industri penerbangan harus melakukan berbagai langkah fundamental guna mengoptimalkan kinerja usahanya. Misalnya melakukan upaya diversifikasi bisnis baik dalam skala besar maupun kecil, yang tak lain dan tak bukan dimaksudkan untuk mengupayakan keberlangsungan usaha ditengah krisis industri penerbangan dunia saat ini.
"Dalam kondisi yang penuh tantangan ini, Garuda Indonesia memastikan komitmennya untuk senantiasa hadir memenuhi kebutuhan aksesibilitas layanan penerbangan masyarakat Indonesia melalui pengalaman terbang yang aman dan nyaman," jelasnya.
BACA JUGA:
Lebih lanjut, Irfan mengatakan hal itu selaras dengan konsistensi penerapan protokol kesehatan di seluruh lini operasi Garuda Indonesia. Rangkaian upaya maksimal tersebut tentunya tidak terlepas dari esensi moda transportasi udara sebagai sektor krusial, terutama di masa PPKM Darurat yang tengah diberlakukan.
"Kehadiran transportasi udara berperan besar dalam menunjang pergerakan logistik maupun perjalanan masyarakat yang harus terbang karena memiliki kebutuhan prioritas di masa pandemi," katanya.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Garuda Indonesia akan terus mengedepankan penerapan protokol kesehatan sesuai dengan regulasi dan ketentuan yang berlaku. Apalagi, kata Irfan, pandemi COVID-19 ini mengajarkan pelaku sektor industri penerbangan tentang makna penting upaya akseleratif dan resiliensi dalam menghasilkan evolusi bisnis yang berkesinambungan.
"Berbagai langkah strategis pemulihan kinerja terus kami jalankan hingga kini, antara lain melalui konsolidasi operasi guna mendorong efisiensi serta menunjang business continuity perusahaan ditengah kondisi makro yang penuh tantangan dan pasar yang semakin kompetitif," ujarnya.