Bagikan:

JAKARTA - Anggota Komisi VI DPR RI Marwan Jafar mengatakan perlu upaya serius dalam upaya penyelamatan BUMN penerbangan Garuda Indonesia dari berbagai persoalan yang tengah dihadapi, mulai dari persoalan sewa pesawat, tingginya biaya operasional, hingga terpukul akibat pandemi COVID-19.

"Itu sebabnya mesti dicari upaya lain yang lebih baik, cerdas dan konkret. Misalnya, langkah mengakuisisi perusahaan penerbangan Citilink melalui program holding, kemungkinan Garuda Indonesia akan mampu mempertahankan bisnis penerbangan yang makin sengit persaingannya," ujar Marwan Jafar lewat keterangannya di Jakarta, dikutip dari Antara, Rabu 14 Juli.

Untuk itu, lanjut Marwan, tak ada cara lain kecuali harus menyehatkan beberapa aspek vital dan strategis di tubuh perusahaan penerbangan kebanggaan bangsa itu.

Menurut Marwan, konsekuensi dari program restrukturisasi di perusahaan burung besi itu akan berdampak pada penurunan jumlah pesawat milik Garuda yang sangat signifikan.

Kendati demikian, Garuda Indonesia diharapkan tetap dapat menjaga tingkat ketersediaan pasokan (supply) pesawat yang siap terbang setiap saat.

"Pada gilirannya proses bisnis recovery atau pemulihan penyehatan perusahaan diprediksi bakal melambat pula," ujar Marwan.

Tanpa melakukan upaya-upaya serius dan keras, lanjut Marwan, upaya pemulihan Garuda Indonesia akan sulit diwujudkan.

Mantan Menteri Desa-PDTT tersebut merekomendasikan agar Garuda menggenjot jumlah pengangkutan barang (cargo), mengingat jumlah penumpang di masa pandemi COVID-19 menurun drastis.

"Terkait hal ini, ada info yang perlu diklarifikasi, bahwa manajemen dan akuntansi di lini ini juga mengalami kerugian. Jika benar, maka pembenahan di cargo Garuda tak luput mesti dipulihkan segera," pungkas Marwan.