Bagikan:

JAKARTA - Kasus COVID-19 di Tanah Air terus mengalami penambahan dalam beberapa waktu terakhir ini. Melonjaknya kasus ini membuat ketersediaan oksigen di beberapa wilayah menipis dan terbatas. Salah satunya di Bangka Belitung. Bahkan, harganya jauh lebih tinggi 3 kali lipat dibanding saat awal pandemi 2020.

Kepala Kantor KPPU Wilayah II Wahyu Bekti Anggoro mengatakan berdasarkan pantauan di lima provinsi wilayah kerja meliputi Lampung, Bengkulu, Bangka Belitung, Sumatera Selatan dan Jambi terpantau adanya kenaikan untuk harga oksigen.

"Untuk harga dan tabung oksigen di lima wilayah provinsi kerja kami Kanwil II untuk tabung 1 meter kubik harga saat ini itu di lima provinsi yang kami lakukan survei sudah mencapai kenaikan 3 kali lipat dibandingkan harga di awal-awal pandemi atau di tengah tahun 2020," ucapnya, dalam konferensi pers secara virtual, Rabu, 7 Juli.

Kata Bekti, di provinsi Lampung di awal pandemi harga oksigen berkisar di angka Rp700.000 untuk satu tabung ukuran 1 meter kubik. Namun, saat ini harga sudah mencapai Rp2 juta.

"Rata-rata semua sudah mengalami kenaikan dan paling parah mungkin kita lihat di Bangka Belitung yang di tengah tahun 2020 itu Rp950.000 sekarang angkanya sudah mencapai Rp4 juta," katanya.

Ketersediaan menipis

Bekti mengatakan stok oksigen saat ini masih tersedia di lima provinsi yang masuk wilayah Kanwil II. Namun, dia mengakui memang terbatas karena banyak dibutuhkan oleh rumah sakit dan pihak pelayanan kesehatan atau yankes.

"Kalau kita bandingkan dengan (kondisi) awal pandemi stok masih tersedia dan harga murah," ucapnya.

Untuk oksigen portabel 500 cc, kata Bekti, harganya hampir sama di semua wilayah kerja dari Lampung sampai Jambi sekitar Rp50.000. Stoknya pun tersedia.

"Sedangkan untuk isi ulang oksigen per meter kubik itu juga di lima wilayah kerja kami sama semua. Ongkos sama Rp50.000 per meter kubik. Namun stoknya tersedia dan terbatas," jelasnya.