JAKARTA - Produsen makanan ringan, PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk bakal mengalokasikan sebagian laba untuk dijadikan dividen. Perusahaan bersandi saham GOOD ini juga akan mengubah susunan manajemen dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST).
Dalam risalah RUPST yang diselenggarakan pada 16 Juni 2021, perusahaan milik konglomerat Sudhamek Agoeng Waspodo Soenjoto ini akan membagikan dividen tunai sebesar Rp131,92 miliar atau Rp18 per saham.
"Sekitar 50,85 persen dari laba tahun buku 2020 yang dapat diatribusikan kepada pemilik induk, ditetapkan sebagai dividen tunai," tulis manajemen Garuda Food, dikutip Senin 21 Juni.
Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2021, produsen kacang Garuda ini mencatatkan penjualan neto senilai Rp7,71 triliun atau turun 8,61 persen dari tahun sebelumnya Rp8,43 triliun. Selanjutnya laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk melemah 37,76 persen menjadi Rp259,41 miliar dari sebelumnya Rp416,85 miliar.
BACA JUGA:
Selain mengalokasikan laba untuk dividen, perseroan juga menyisihkan Rp2 miliar untuk cadangan wajib dan sisanya Rp125,48 miliar digunakan sebagai cadangan umum. Manajemen Garuda Food juga mengubah susunan direksi dan komisaris perseroan menjadi sebagai berikut:
Dewan Komisaris
Komisaris Utama: Sudhamek Agoeng Waspodo Soenjoto
Komisaris: Hartono Atmadja
Komisaris: Atiff Ibrahim Gill
Komisaris Independen: Dorodjatun Kuntjoro-Jakti
Komisaris Independen: Guy-Pierre Girin
Dewan Direksi
Direktur Utama: Hardianto Atmadja
Direktur: Paulus Tedjosutikno
Direktur: Robert Chandrakelana Adjie
Direktur: Fransiskus Johny Soegiarto
Direktur: Johannes Setiadharma
Direktur: Rudi Eko Hartono.
Garuda Food bergerak dalam bidang industri makanan ringan terutama produk-produk dari kacang, coklat dan biskuit serta pengolahan susu. Pada saat ini, kegiatan Perusahaan adalah dalam bidang industri makanan ringan dan minuman.
Produk-produk populer Garuda Food di antaranya adalah Kacang Garuda, Pilus Garuda, biskuit Gery, Chocolatos, dan Leo. Saat ini, GarudaFood udah memiliki lebih dari 13 ribu pegawai. Mereka juga melakukan joint venture dengan perusahaan minuman asal Jepang bernama Suntory buat memproduksi minuman-minuman segar tanpa alkohol buat pasar Indonesia.
Sudhamek sendiri adalah orang terkaya nomor 64 di Indonesia versi Forbes per Desember 2020. Kekayaan pria berusia 65 tahun itu mencapai 590 juta dolar AS, atau sekitar Rp8,4 triliun.