JAKARTA - Perusahaan biskuit Monde Nissin membuat kabar mengejutkan. Perusahaan yang dipimpin oleh orang Indonesia ini mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Filipina (Philippine Stock Exchange), Manila dengan mencetak rekor perihal dana hasil Initial Public Offering (IPO)
Monde Nissin berhasil tercatat di perdagangan Bursa Filipina, pada Selasa 1 Juni. Produsen mi instan Lucky Me! ini berhasil mengumpulkan dana IPO 48,6 miliar peso Filipina atau sekitar 1 miliar dolar AS (setara dengan Rp14,30 triliun, kurs Rp14.300 per dolar AS).
Dikutip dari CNN Business, IPO Monde Nissin ini menandai penawaran umum perdana terbesar di negara itu, dan masuk dalam daftar perusahaan makanan dan minuman terbesar di Asia Tenggara.
"Sebagian besar dana IPO akan digunakan untuk meningkatkan produksi barang-barang konsumen perusahaan, terutama Quorn," kata CEO Monde Nissin, Henry Soesanto.
Henry adalah orang Indonesia dan menjadi petinggi di beberapa perusahaan grup di antaranya di Monde Land, Inc, Monde Rizal Properties Inc, Monde Nissin Singapore Pte Ltd, Monde Nissin UK Ltd, Monde Nissin International Investments Ltd, Monde Nissin Holdings (Thailand) Ltd, Monde Nissin New Zealand Limited, All Fit & Popular Foods Inc. Dia adalah lulusan Institut Teknologi Surabaya, sebagaimana dikutip dalam situs resmi Monde Nissin.
Monde Nissin mengakuisisi merek ayam 'tanpa daging' yakni Quorn yang berbasis di Inggris pada 2015 seharga 550 juta euro atau sekitar 847 juta dolar AS pada saat itu, atau sekitar Rp12 triliun. Quorn merupakan 'daging' yang berasal dari jamur yang difermentasi.
BACA JUGA:
"Dengan ruang protein alternatif yang siap untuk pertumbuhan eksplosif selama 10 tahun ke depan, kami tidak ingin melewatkan kesempatan itu," kata Soesanto kepada CNN Business dalam sebuah wawancara.
"Kami pikir peningkatan kapasitas produksi sangat penting untuk dua hingga tiga tahun ke depan, setidaknya untuk tumbuh dengan kecepatan yang sama dengan sektor ini," imbuhnya.
Ia menambahkan, pihaknya juga ingin meningkatkan penjualan mi instannya di Asia, yang digambarkan sebagai "bisnis inti" mereka. Menurut Soesanto, meski sudah lama menjadi pemimpin pasar di Filipina, riset menunjukkan konsumsi negara dalam kategori tersebut yakni mi instan masih relatif lebih rendah dibandingkan negara tetangganya.
"Rata-rata pelanggan di sana hanya makan sekitar 36 bungkus mi per tahun, sedangkan di Vietnam dan Indonesia biasanya mengonsumsi sekitar 50 bungkus," jelasnya.
Monde Nissin hadir di lebih dari 30 negara, dan menjadikan Filipina dan Thailand sebagai salah satu pasar utamanya. Di tahun-tahun mendatang, ia berencana untuk meningkatkan ekspornya ke pasar yang ada di seluruh Amerika Utara, Eropa, Timur Tengah dan Asia, dan menjelajah ke negara-negara baru, termasuk Jepang, Indonesia dan Vietnam, menurut prospektusnya.