Bagikan:

JAKARTA - Perusahaan tambang emas Grup Rajawali, PT Archi Indonesia bersiap melantai di Bursa Efek Indonesia melalui melakukan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham dalam waktu dekat. Potensi dana yang diraih bakal mencapai hingga Rp3,9 triliun.

Archi Indonesia merupakan bagian dari Grup Rajawali milik konglomerat Peter Sondakh. Perusahaan ini memproduksi pure-play emas (pure-play gold producer), dan salah satu pemain besar di Indonesia dan Asia Tenggara.

Adapun jumlah saham yang dilepas dalam aksi korporasi ini sebanyak 4.067.500.000 saham dengan nominal Rp10/saham atau setara dengan 20 persen dari modal yang ditempatkan dan disetor setelah penawaran umum. Saham ini ditawarkan dengan harga Rp 750 hingga Rp 800/saham.

Saham yang dilepas ini terdiri dari 3.725.000.000 yang merupakan saham lama milik induk usahanya, PT Rajawali Corpora. Sisanya 1.242.500.000 yang merupakan saham baru yang diterbitkan dalam rangka aksi korporasi ini.

Dana yang dicapai rencananya akan digunakan untuk pembayaran pokok utang perusahaan dan anak usahanya. Porsinya mencapai 90 persen dari dana IPO ini.

Sementara 10 persen sisanya akan digunakan untuk pembiayaan modal kerja dan operasional perusahaan bersama dengan anak usahanya PT Meares Soputan Mining (MSM) dan/atau PT Tambang Tondano Nusajaya (TTN).

Sebagai informasi, hingga akhir Desember 2020 lalu perusahaan tercatat memiliki utang bank total mencapai 394,45 juta dolar AS atau sekitar Rp5,71 triliun.

Untuk aksi korporasi ini perusahaan telah menunjuk lima sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efeknya, yakni PT BNI Sekuritas, PT Citigroup Sekuritas Indonesia, PT Credit Suisse Sekuritas Indonesia, PT Mandiri Sekuritas dan PT UOB Kay Hian Sekuritas.

Masa penawaran IPO ini akan dilakukan mulai 31 Mei hingga 9 Juni 2021 dan ditargetkan untuk bisa mendapatkan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 18 Juni 2021. Penawaran umum saham akan dilakukan pada 22-24 Juni 2021 dan ditargetkan untuk tercatat di BEI pada 28 Juni 2021.