Cadangan Devisa RI Naik jadi 137 Miliar Dolar AS Disokong Neraca Pembayaran yang Surplus
Ilustrasi (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA – Bank Indonesia (BI) melansir cadangan devisa RI pada akhir kuartal I 2021 sebesar 137,1 miliar dolar AS. Angka tersebut meningkat jika dibandingkan dengan kuartal IV 2020 yang tercatat sebesar 135,9 miliar dolar AS.

Untuk diketahui, posisi cadangan devisa terbaru ini setara dengan pembiayaan 9,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional.

Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan torehan positif itu disokong oleh Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) yang membukukan hasil surplus 4,1 miliar dolar AS selama tiga bulan pertama tahun ini.

“Surplus yang diraih berasal dari surplus transaksi modal dan finansial yang melampaui defisit transaksi berjalan yang rendah,” ujarnya dalam keterangan pers, Jumat, 21 Mei.

Secara terperinci, transaksi berjalan mencatat defisit sebesar 1,0 miliar dolar AS. Angka ini berbanding terbalik dengan posisi kuartal VI 2020 yang surplus 900 juta dolar AS.

Semetara untuk transaksi modal dan finansial pada kuartal I 2021 mencatat surplus sebesar 5,6 miliar dolar AS. Capaian tersebut melesat dari posisi kuartal VI 2020 yang defisit  1,0 miliar dolar AS.

“Aliran masuk modal asing dalam bentuk investasi portofolio makin meningkat seiring persepsi positif investor terhadap prospek perbaikan perekonomian domestik yang tetap terjaga di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang masih berlangsung,” kata Erwin.

Investasi portofolio mencatat net inflows sebesar 4,9 miliar dolar AS, lebih tinggi dibandingkan dengan capaian surplus pada triwulan sebelumnya sebesar 2,0 miliar dolar AS, terutama didorong oleh penerbitan global bonds dan peningkatan aliran masuk modal asing di pasar saham.

Investasi langsung juga mencatat surplus sebesar 4,1 miliar dolar AS, melanjutkan capaian surplus pada triwulan sebelumnya sebesar 4,2 miliar dolar AS, terutama dalam bentuk modal ekuitas.

Sementara itu, transaksi investasi lainnya mencatat defisit yang lebih rendah antara lain disebabkan oleh penurunan penempatan simpanan di luar negeri

“Ke depan, Bank Indonesia senantiasa mencermati dinamika perekonomian global yang dapat mempengaruhi prospek NPI dan terus memperkuat bauran kebijakan guna menjaga stabilitas perekonomian bersama pemerintah,” tutup Erwin.