JAKARTA - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis diprediksi melemah, tertekan notulen rapat bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (Fed).
Dilansir dari Antara, Kamis 20 Mei, pada pukul 9.35 WIB rupiah melemah 80 poin atau 0,56 persen ke posisi Rp14.315 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.273 per dolar AS.
"Rupiah kemungkinan bisa melemah lagi hari ini terhadap dolar AS karena antisipasi pasar terhadap isi notulen rapat Bank Sentral AS yang dirilis dini hari tadi," kata Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra.
Notulen menyebutkan pernyataan beberapa anggota dewan gubernur yang membuka peluang diskusi pengetatan moneter di AS karena ekonomi mulai pulih.
Imbal hasil (yield) obligasi AS tenor 10 tahun terlihat menguat ke kisaran 1,69 persen setelah notulen dirilis. Padahal sehari sebelumnya yield berada di kisaran 1,63 persen.
"Kenaikan yield ini bisa memicu penguatan dolar AS terhadap nilai tukar lainnya," ujar Ariston.
Di sisi lain Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis data neraca perdagangan Indonesia untuk April 2021 hari ini.
BACA JUGA:
Analis masih memperkirakan terjadinya surplus sebesar satu miliar dolar AS. Menurut Ariston, surplus mungkin bisa mendukung penguatan nilai tukar rupiah.
Ariston memperkirakan rupiah hari ini berpotensi melemah ke kisaran Rp14.330 per dolar AS dengan potensi support di kisaran Rp14.270 per dolar AS.
Pada Rabu 19 Mei lalu rupiah ditutup melemah 17 poin atau 0,12 persen ke posisi Rp14.290 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.273 per dolar AS.