Pemerintah Klaim Siap Hadapi Lonjakan COVID-19 Pasca Lebaran, Doa Menkes Budi: Semoga Hal Buruk Tidak Terjadi
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Kesehatan (Menteri Kesehatan) Budi Gunadi Sadikin menyatakan pemerintah telah mencukupi berbagai keperluan apabila setelah Idulfitri jumlah kasus aktif meningkat. Dalam penjelasannya, Menkes menjelaskan sudah meningkatkan kapasitas tempat tidur (TT) di sejumlah rumah sakit (RS) dan juga menjamin ketersediaan tenaga kesehatan serta obat-obatan yang cukup.

“Persiapan sudah dilakukan, tapi saya berdoa semoga (kemungkinan buruk) itu tidak terjadi. Jadi yang status sekarang masih ada kapasitas tempat tidur RS secara umum masih 2 kali lipat di atasnya, sehingga kalau sampai jumlah kasus aktif meninggi lagi, masih ada kapasitas TT RS yang bisa dikonversi menjadi fasilitas COVID-19,” ujarnya dalam keterangan tertulis Senin, 10 Mei.

Secara terperinci dia menyebut kapasitas TT RS Nasional untuk TT Rawat Insentif (22.042), TT Umum (367.129), jadi total 389.171. TT khusus COVID-19 yaitu TT Rawat Insentif (7.539), TT Isolasi (65.255), sehingga totalnya 72.794.

Untuk perkembangan vaksinasi, hingga 9 Mei 2021, sudah mencapai lebih dari 21,99 juta dosis, mengalami kenaikan cukup signifikan pada Ramadhan ini. Kapasitas vaksinasi sudah mencapai 500.000 per hari, dan akan terus diakselerasi untuk percepatan mencapai herd-immunity.

“Memang ada penurunan jumlah yang divaksin pada April lalu karena stoknya terbatas, tapi stok akan naik lagi di Mei ini, maka saya imbau kepada aparat di daerah untuk menggenjot lagi proses vaksinasi hingga akan menyentuh angka 1 juta penyuntikan perbulan di Juni 2021 mendatang,” tutur Menkes Budi.

Menkes pun mengapresiasi Bali, DKI Jakarta, dan D.I. Yogyakarta, yang paling tinggi dalam jumlah capaian vaksinasi lansianya.

“Jadi kami akan berikan lagi untuk suntikan golongan masyarakat umum. Untuk daerah lain semoga juga termotivasi, segera selesaikan penyuntikan lansianya, jadi kita akan segera buka untuk masyarakat umum,” katanya.

Sementara, untuk Vaksin Gotong Royong, saat ini tersedia 500 ribu dosis dari total kontrak 7,5 juta dosis Sinopharm, yang akan dipenuhi hingga September 2021.

Harga yang ditentukan adalah Rp375.000 perdosis (Rp500.000 termasuk distribusi dan penyuntikan). Lalu, Vaksin Cansino sudah binding 5 juta dosis.

Adapun, prioritas penerima vaksin adalah masyarakat di zona merah, dan perusahaan/sektor yang menunjang pertumbuhan ekonomi, padat karya dan yang berisiko penularan tinggi.