JAKARTA - PT Indika Energy Tbk (INDY) membukukan pendapatan sebesar 582,17 juta dolar AS atau sekkitar Rp7,6 triliun pada kuartal I 2021. Capaian tersebut turun 9,24 persen year on year (yoy), di mana pada periode yang sama di tahun sebelumnya, perusahaan bersandi saham INDY ini mencatatkan pendapatan mencapai 641,5 juta dolar AS.
Direktur Indika Energy Retina Rosabai dalam paparan publik secara virtual, Senin 3 Mei kemarin mengatakan, membaiknya harga batu bara di sepanjang kuartal I tahun 2021 telah meningkatkan harga jual batu bara rata-rata Kideco sebesar 5,1 persen dari 43,0 dolar AS menjadi 45,2 dolar AS per ton pada kuartal I 2021.
Kideco juga mencatat peningkatan volume penjualan batu bara sebesar 4,9 persen dari 8,8 juta ton menjadi 9,2 juta ton pada kuartal I 2021. Dari jumlah tersebut, 66 persen dipasok untuk ekspor dan 34 persen untuk pasar domestik.
"Namun, tekanan pandemi COVID-19 yang masih berkelanjutan mengakibatkan beberapa anak perusahaan mencatat penurunan pendapatan. Alhasil pendapatan Indika Energy turun 9,2 persen menjadi 582,2 juta dolar AS pada kuartal I 2021," jelas Retina.
Adapun perusahaan milik konglomerat Agus Lasmono Sudwikatmono ini sukses memangkas besaran rugi yang diatribusikan ke pemilik entitas induk menjadi sebesar 9,36 juta dolar AS pada kuartal I 2021 dari yang sebelumnya 21,02 juta dolar AS pada periode yang sama di tahun sebelumnya.
BACA JUGA:
Retina menambahkan, upaya mendongkrak kinerja di tahun ini bakal didorong dari dua faktor yakni perbaikan harga batu bara yang secara langsung bakal mendongkrak kinerja anak usaha, Kideco. Sebagai informasi, di 2020 lalu Indika Energy membukukan pendapatan mencapai 2,07 miliar dolar AS, di mana 55,4 persennya bersumber dari Kideco.
Selain itu, upaya efisiensi cost juga dinilai bakal memberi kontribusi pada pertumbuhan kinerja INDY ke depannya.
"Apabila harga batubara stay at this level pasti kinerja selanjutnya akan lebih baik dibanding tahun lalu," ujar Retina.