Bagikan:

JAKARTA - PT Indika Energy memantapkan komitmen dalam mengembangkan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dengan mendirikan PT Empat Mitra Indika Tenaga Surya (EMITS). Indika Energy, perusahaan milik konglomerat Agus Lasmono Sudwikatmono ini bekerja sama dengan Fourth Partner Energy (4PEL), perusahaan pengembang tenaga surya asal India.

"Kerja sama ini merupakan wujud komitmen Indika Energy dalam mendiversifikasi portofolio bisnis, mencapai tujuan keberlanjutan, meningkatkan kinerja environmental, social, governance (ESG), serta mendukung upaya pemerintah dalam mencapai target bauran energi (EBT) sebesar 23 persen pada 2025," kata Direktur Utama Indika Energy Arsjad Rasjid dalam keterangannya, dikutip dari Antara, Sabtu 6 Maret.

Pendirian perusahaan baru ini akan berkontribusi terhadap pencapaian komitmen Indika Energy untuk meningkatkan porsi pendapatan dari sektor bukan batu bara sebesar 50 persen pada 2025.

"EMITS menghadirkan berbagai solusi pengembangan energi terbarukan untuk sektor komersial maupun industri di Indonesia," kata Arsjad.

Co-Founder dan Executive Direktor Fourth Partner Energy Vivek Subramanian mengatakan kerja sama dengan Indika Energy merupakan strategi ekspansi perusahaan ke pasar Asia Tenggara.

Fourth Partner Energy merupakan penyedia solusi energi tenaga surya terdepan di India yang berfokus pada sektor komersial dan industrial.

Perusahaan ini memiliki portofolio PLTS dengan total kapasitas terpasang sebesar 550 megawatt (MW) di India dan 24 negara bagian.

"Indonesia memiliki potensi pengembangan sektor energi terbarukan yang sangat besar, sejalan dengan target agresifnya untuk melakukan dekarbonisasi," kata Vivek.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif menyampaikan apresiasi atas inisiatif Indika Energy dalam pemanfaatan energi bersih yang berkontribusi untuk akselerasi pencapaian target bauran energi baru dan terbarukan (EBT) sebesar 23 persen pada 2025.

"Pemerintah berkomitmen untuk terus berupaya memberikan instrumen dan kemudahan berinvestasi melalui regulasi dan kebijakan yang mengedepankan transisi energi bersih," kata Arifin.

Lebih lanjut, Menteri ESDM berharap pendirian EMITS ini dapat meningkatkan investasi di bidang infrastruktur EBT, menyerap tenaga kerja lokal, dan mendukung upaya pemulihan ekonomi yang terpukul akibat pandemi COVID-19.

Merujuk data Kementerian ESDM, realisasi bauran energi hijau sepanjang 2020 mencapai 10.467 MW atau 11,51 persen dari total konsumsi energi nasional.

Pemerintah memproyeksikan total investasi sebesar 36,98 miliar dolar AS untuk dapat mencapai target bauran EBT 23 persen pada 2025.