JAKARTA - PT Indika Energy Tbk (INDY) telah menyerap dana belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar 37 juta dolar AS hingga Juni 2021. Penggunaan dana terbesar adalah untuk PT Petrosea Tbk.
Adapun perusahaan milik konglomerat Agus Lasmono Sudwikatmono ini sendiri telah menyiapkan dana capex senilai 124,8 juta dolar AS atau sekitar Rp1,77 triliun (asumsi kurs Rp14.310 per dolar).
Direktur Indika Energy Retina Rosabai mengatakan, jumlah tersebut mencakup 29,7 persen dari total capex yang dianggarkan pada tahun ini sebesar 124,8 juta dolar AS. Lebih lanjut, ia berujar, penggunaan belanja modal perseoran masih didominasi PT Petrosea Tbk (PTRO).
"Sejauh ini, serapan capex terbesar berasal dari PT Petrosea Tbk. (PTRO) sebesar 26,6 juta dolar dolar," katanya dalam acara media gathering, Rabu, 4 Agustus.
Kemudian, penggunaan dana terbesar kedua yakni untuk PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk (MBSS) sebesar 4,2 juta dolar. Ketiga, PT Interport Mandiri Utama dengan serapan 3,7 juta dolar.
Sementara itu, PT Indika Multi Properti atau IMP telah menggunakan 1,5 juta dolar dari 0,9 juta dolar yang disiapkan, atau serapannya 169 persen.
BACA JUGA:
"Untuk tahun 2020 penggunaan capex secara total mencapai 84,2 juta dolar. Angka tersebut turun dari tahun sebelumnya yakni 156,9 juta dolar," tuturnya.
Lebih lanjut, kata Retina, sepanjang semester I 2021, INDY membukukan pendapatan 1,28 miliar dolar atau meningkat 14,1 persen dari 1,12 miliar dolar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan pendapatan terutama berasal dari PT Kideco Jaya Agung.
Adapun Kideco mencatatkan kenaikan harga jual rata-rata batu bara sebesar 21,9 persen dari 39,8 dolar menjadi 48,6 dolar per ton pada semester pertama tahun ini. Tanya itu, Kideco juga mencatat kenaikan volume penjualan batu bara sebesar 8,5 persen dari 16,6 juta ton menjadi 18,1 juta ton sepanjang enam bulan 2021.
Dari volume tersebut Kideco memasarkan 6,4 juta ton atau 35 persen di antaranya untuk pasar domestik jauh melebihi domestic market obligation (DMO) batu bara sebesar 25 persen.