JAKARTA - Pandemi COVID-19 belum usai, namun hal ini tak menyurutkan tekad serikat buruh untuk melakukan unjuk rasa pada peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day pada 1 Mei nanti. Salah satunya Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI). Khusus untuk KSPI jumlah anggotanya yang akan turun aksi mencapai 50 ribu orang.
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan buruh anggota KSPI itu berasal dari sekitar 3.000 pabrik yang berada di 24 provinsi dan 200 kabupaten/kota. Iqbal berujar, aksi akan dipusatkan di depan Istana Merdeka dan gedung Mahkamah Konstitusi.
Sementara untuk tingkat daerah, kata Iqbal, aksi akan dilakukan di depan kantor gubernur, bupati dan wali kota di masing-masing daerah. Sedangkan sisanya akan melakukan aksi di depan pabrik di tempat mereka bekerja.
"Yang lainnya, karena ini masih pandemi COVID-19, puluhan ribu buruh lagi juga akan melakukan aksi di depan pabrik atau perusahaannya masing-masing bekerja," tuturnya dalam konferensi pers secara virtual, Selasa, 27 April.
Kaya Iqbal, bagi buruh yang tidak bisa ke Istana atau ke Mahkamah Konstitusi sebagai perwakilan maka dia akan berada di depan pintu gerbang Monas atau di sekitar Patung Kuda Arjunawiwaha.
Mengenai jumlah buruh yang dapat melakukan aksi di lapangan, Iqbal mengatakan KSPI masih melakukan koordinasi dengan aparat keamanan untuk mengonfirmasi angka pastinya. Koordinasi terkait protokol kesehatan juga dilakukan dengan Satgas COVID-19.
Pastikan protokol kesehatan dijalankan
Iqbal memastikan semua aksi buruh akan dilakukan dengan protokol kesehatan pencegahan penularan COVID-19 dan akan menaati arahan dari Satgas COVID-19, baik di pusat maupun daerah.
"Aksi ini harus mengikuti standar protokol kesehatan wajib baik nasional maupun daerah antara lain kalau perlu kita akan mengikuti rapid test antigen," ujarnya.
BACA JUGA:
Lebih lanjut, Iqbal mengatakan pihaknya akan memastikan perwakilan buruh yang turun aksi lapangan adalah mereka yang sehat dan tidak terpapar COVID-19. Untuk memastikannya, KSPI akan melakukan tes kesehatan COVID-19 berbasis swab antigen.
"Maka rapid test antigen menjadi ukuran yang kami jalani. Nanti menjaga jarak dengan arahan-arahan dari pihak keamanan. Nanti akan dilengkapi satu botol kecil hand sanitizer untuk tiga orang," jelasnya.
Untuk yang di daerah, kata Iqbal, tentu KSPI nanti akan berkoordinasi dengan aparat keamanan yang ada di daerah masing-masing baik provinsi maupun kabupaten/kota maupun dengan satgas COVID-19.
"Untuk yang di pabrik tentunya mereka sudah punya protokol kesehatan pabrik masing-masing, yang selama ini juga sudah cukup berjalan bertahun-tahun hampir 2 tahun selama pandemi," katanya.
KSPI bersama Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) pimpinan Andi Gani juga tengah berkoordinasi agar perwakilan buruh dapat ditemui oleh pihak pemerintah.
"Setidaknya bisa diterima oleh Menteri Sekretaris Negara atau Menteri Sekretaris Kabinet. Syukur-syukur kami berharap Bapak Presiden Jokowi bisa menerima delegasi buruh," ujarnya.