JAKARTA - Puluhan ribu kelompok buruh dan aliansi masyarakat turun ke jalan memperingati Hari Buruh Internasional atau May Day pada 1 Mei 2021.
Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) memperkirakan akan ada sekitar 50 ribu buruh yang bakal menyeruak di titik-titik lokasi aksi, tersebar di 24 privinsi.
Gerakan Buruh bersama Rakyat (Gebrak) juga akan turun ke jalan untuk memperingati Hari Buruh di 27 provinsi. Mereka terdiri dari serikat buruh, organisasi pelajar-pemuda-mahasiswa, petani, perempuan, dan organisasi masyarakat sipil.
Adapun tuntutan KSPI pada tahun ini adalah meminta Mahkamah Konstitusi (MK) mencabut Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Cipta Kerja (UU Cipta Kerja) khususnya untuk klaster Ketenagakerjaan. Kemudian, meminta pemberlakuan kembali Upah Minimum Sektoral kabupaten/kota (UMSK) di tahun 2021.
Sementara, Gebrak akan menyuarakan gagalnya pemerintah gagal dalam melindungi kelas buruh dan rakyatnya sepanjang setahun lebih pandemi COVID-19 terjadi di Indonesia melalui 11 kebijakan dan peraturan yang dikeluarkan.
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito meminta mereka untuk mempertimbangkan konsekuensi penularan COVID-19. Sebab, saat ini pandemi COVID-19 belum usai.
"Saya meminta kepada siapapun yang ingin melakukan aktivitas Hari Buruh Internasional untuk betul-betul mempertimbangkan berbagai konsekuensi yang terjadi, seperti potensi penularan COVID-19 yang dapat terjadi," kata Wiku pada Kamis, 29 April.
Wiku menuturkan, Satgas COVID-19 di daerah akan mengantisipasi terjadinya kerumunan dalam aksi demonstrasi May Day. Khususnya, pada kota-kota besar yang sering menjadi lokasi aksi.
Selain itu, upaya antisipasi kerumunan di lapangan saat gelaran Hari Buruh sedunia itu juga akan mengikutsertakan personel kepolisian.
"Tentunya mereka yang jadi otoritas dan memiliki kewenangan terkait dengan pemberian izin pelaksanaan acara-acara besar, salah satunya demonstrasi di masa pandemi," ungkap dia.
BACA JUGA:
Aksi buruh hari ini juga dikawal oleh ribuan personel gabungan dari TNI-Polri serta Pemprov DKI. "Kalau perlu kita kawal 6.394 personel yang akan kita turunkan gabungan TNI, Polri, dan Pemda," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus Jumat, 30 April.
Berdasarkan surat permohonan izin aksi yang diterima, sambung Yusri, para buruh akan menggelar aksi demonstrasi di beberapa titik di antaranya kawasan Patung Kuda dan Mahkamah Konstitusi
"Ada beberapa tempat aksi unjuk rasa, terpusat di Patung Kuda, MK (Mahkamah Konstitusi), dan ILO. Mulai dari pagi, nanti siang sampai sore ada lagi. Tapi saya ingatkan untuk mematuhi protokol kesehatan," kata dia.
Karena itu, Polri mengimbau para buruh untuk menerapkan protokol kesehatan jika tetap memilih ikut demonstrasi tersebut. Nantinya akan dikerahkan tim yang khsusus melakukan swab tes antigen kepada para peserta aksi.
"Kami, Polda Metro Jaya, mengimbau untuk teman-teman serikat buruh yang ada di wilayah hukum Polda Metro Jaya, ingat bahwa pandemi COVID-19 masih tinggi. Jakarta tidak lepas dari rangking satu dan dua," kata dia.