Bagikan:

JAKARTA - PT Adiwarna Anugerah Abadi Tbk (NAIK) telah mengamankan kontrak proyek senilai Rp267 miliar hingga 28 Februari 2024. Capaian ini menurut Direktur Utama Adiwarna Anugerah Abadi, Johannes, mendekati target yang telah ditetapkan perusahaan.

Dalam upaya meningkatkan pendapatan, lanjut Johannes, NAIK mengoptimalkan strategi marketing dengan memperbanyak partisipasi dalam tender proyek serta memaksimalkan tim sales dan digital marketing, termasuk pemanfaatan Google Search dan media sosial.

"Dari sisi operasional, perusahaan menerapkan pengawasan ketat terhadap kualitas proyek serta efisiensi kerja dengan dukungan berbagai aplikasi ERP untuk keuangan, stok, kontrol proyek, dan sumber daya manusia (HR)," ujar dia saat bertemu media, Kamis, 13 Maret.

Tidak hanya itu, NAIK juga melakukan ekspansi dan diversifikasi produk, seperti penambahan produk water tank serta pengembangan proyek hidran dan sprinkler. Sebelumnya, perusahaan mengandalkan pihak lain untuk produk tersebut, namun kini NAIK telah menjadi distributor sendiri. Selain itu, kerja sama dengan Grundfos dalam pengadaan pump-up plumbing turut memperluas pilihan produk bagi pelanggan.

Dalam menghadapi persaingan di industri, NAIK berfokus pada segmen high-end industry, di mana kompetisi lebih mengarah pada perusahaan asing seperti dari Korea. Perusahaan juga menilai bahwa proyek-proyek besar lebih banyak dikerjakan oleh pemain internasional, sehingga NAIK melihat peluang untuk terus memperkuat posisinya di pasar domestik.

Dengan optimisme tinggi, NAIK juga menargetkan adanya peningkatan jumlah proyek di kuartal pertama 2024. Jika tren positif ini berlanjut, ada kemungkinan target pendapatan tahun 2025 dapat melebihi ekspektasi yang telah ditetapkan dalam prospektus.

Harga saham NAIK mengalami lonjakan signifikan dari Rp105 saat IPO menjadi sekitar Rp600-an saat ini. Manajemen menganggap ini sebagai bentuk antusiasme pasar terhadap fundamental bisnis perusahaan.

"Terkait pembagian dividen, NAIK berencana untuk mengalokasikan sekitar 25-50 persen dari laba, dengan angka pasti yang akan ditentukan kemudian dalam keputusan RUPS," pungkas Johannes.