JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksanaan Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mendorong sejumlah Proyek Strategis Nasional (PSN) di sektor hulu migas.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, total investasi PSN hulu migas tersebut senilai 45.09 miliar dolar AS dengan total kapasitas produksi sebesar 65.000 bopd untuk minyak dan 4256 MMSCFD untuk gas.
Ia menambahkan, sejumlah PSN yang telah on stream pada tahun ini antara lain Jambaran Tiung Biru (JTB) dan Tangguh Train 3 yang dioperasikan British Petroleum (BP).
"Kemudian di daerah timur ini BP Tangguh masih punya proyek lanjutan yaitu UCC diharapkan bisa nanti produksi 476 MMSCFD," ujar Dwi dalam Konferensi Pers di Gedung SKK Migas, Jumat 12 Januari.
Ia menambahkan, pada Proyek UCC ini juga disertai dengan adanya potensi Carbon Capture Storage (CCS) dengan kapasitas 1,8 giga ton (GT) dan memiliki nilai investasi sebesar 3,84 miliar dolar AS.
Sementara target Final Investment Decision (FID) proyek ini pada kuartal II 2024. Adapun tahapan Front End Engineering Design (FEED) offshore untuk proyek ini mencapai 89 persen, FEED onshore mencapai 66 persen dan addendum AMDAL mencapai 85 persen
Selanjutnya adalah proyek Asap Kido Merah (AKM) yang dioperasikan taipan asal Malaysia, Genting Kasuri Oil dengan estimasi produksi gas sebesar 330 MMSCFD dengan nlai investasi sevesar 3,4 miliar dolar AS dan onstream LNG di akhir 2025.
"Saat ini progress HOA, GSK, PKT dan update feed selesai dilaksankan 100 persen. Proyeknya ini sudah jalan di Papua Barat," imbuh Dwi.
Kemudian proyek lapangan Abadi Masela yang dioperasikan oleh konsorsium Inpex, Pertamina dan Petronas memiliki estimasi nprodujksi sebesar 9,5 MTPA dengan nilai 19,8 miliar dolar AS.
Adapun revisi POD I telah disetujui Menteri ESDM pada 28 November dengan tambahan lingkup Carbon Capture and Storage (CCS).
Proyek ini diproyeksikan akan on stream pada tahun 2029.
"Inpex yang namanya Abadi makaya proyeknya Abadi, engga selesai-selesai. Tapi Alhamdulillah beberapa masalah yang lalu beberapa tahun terakhir ada 3 aspek yang membuat proyeknya terhenti. Ada pandemi, dan lain-lain. Dan Alhamdulilah akhir tahun kemarin sudah diselesaikan semua baik penjualan PI Shell kemudian juga masuknya CCS, reiew POD sudah disetujui," beber Dwi
Kemudian Proyek Indonesia Deepwater Development (IDD) yang operator shipnya telah beralih dari Chevron ke perusahaan migas asal Italia, Eni.
Nantinya, kata Dwi, Eni akan mengintegrasikan beberapa wilayah kerja seperti Geng North yang baru ditemukan.
BACA JUGA:
Ia menuturkan, ke depannya proyek Geng North akan diusulkan masuk dalam PSN hulu migas.
"Skema pengembangan bagian utara Geng North akan dijadikan satu dengan bagian IDD di utara yakni Gehem dan Geng North, semnetara Southern Hub meliputi Gendalo-Gendang.
"Nanti selatan akan 700 juta kubik per hari dan utaranya 1 billion atau 1.000 juta kubik per hari. Itu hampir sama dengan Abadi Masela hampir sama. Kita akan punya sentral besar di Tangguh, Abadi Masela, dan juga di Bontang," pungkas Dwi.