Bagikan:

JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksanaan Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengungkapkan RI terpaksa kehilangan 7000 barel minyak akibat banjir yang melanda beberapa wilayah kerja dan lapangan minyak.

Deputi Eksploitasi SKK Migas Wahju Wibowo mengatakan, setidaknya terdapat 7 rig yang tidak bisa beroperasi karena tergenang banjir.

"Ada 7 rig enggak bisa kerja karena banjir dan beberapa force majeure sehingga harus evakuasi. Saya punya banyak video lapangan itu tenggelam, ini jadi kolam renang terbesar," ujar Wahju dalam konferensi pers di Gedung SKK Migas, Jumat 12 Januari.

Selain itu, kaya dia, banyak truk pengangkut minyak yang juga tidak beroperasi.

Saat ditanya terkait pengaruh tahun politik terhadap kinerja eksploitasi di hulu migas, Wahju menyebut, dirinya tidak pernah merasa terganggu dengan isu-isu di tahun politik.

Dia justru lebih khawatir dengan banjir, kekurangan rig, dan kekurangan sumber daya manusia.

"Dalam kalender saya sih enggak ada parameter pemilu. Saya terus terang sampai saat ini belum merasa terganggu dengan pemilu. Justru banjir mengganggu saya, kekurangan rig, kekurangan orang menggnangu saya," ujar Wahju.

Selain isu banjir dan kekurangan rig, tantangan yang harus dihadapi SKK Migas adalah pembebasan lahan yang semakin sulit dilakukan.

"Kalau ke area baru kita bersinggungan mungkin dengan masyarakat baru, ruang tata lahan baru, mungkin hutan, sawit, itu perlu negosiasi, itu punya kekhasan untuk menghandle itu," pungkas Wahju.