Bagikan:

JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menargetkan industri hulu migas miliki 133 proyek non-PSN (Proyek Strategis Nasional) dengan investasi senilai Rp58 triliun pada 2029.

“Hingga tahun 2029 nanti, industri hulu migas telah memiliki total 133 proyek, dengan nilai total investasi sebesar 3,76 miliar dolar AS atau sebesar Rp58 triliun,” ujar Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengutip Antara.

Khusus untuk Kepulauan Riau, tutur Dwi melanjutkan, terdapat beberapa proyek yang sedang dan akan berjalan. Proyek-proyek tersebut meliputi proyek Forel dan West Belut dengan Medco Natuna Sea B sebagai kontraktor kontrak kerja sama (KKKS)-nya.

Proyek tersebut ditargetkan onstream pada kuartal keempat 2024 dengan produksi sebesar 10.000 barrel oil per day (BOPD) dan 50 juta standard kaki kubik per hari (MMSCFD).

Kemudian, terdapat proyek Mako (KKKS West Natuna Exploration Ltd) ditargetkan onstream pada kuartal keempat 2025 dengan produksi sebesar 120 MMSCFD; proyek Ande-Ande Lumut (KKKS Prima Energy Natuna) yang ditargetkan onstream pada kuartal pertama 2028, dengan produksi sebesar 20.000 BOPD.

Keempat, yakni proyek Singa Laut dan Kuda Laut (KKKS Harbour Energy), untuk gas ditargetkan onstream pada kuartal keempat 2026 dengan produksi sebesar 135 MMSCFD, sedangkan untuk minyak ditargetkan onstream pada kuartal keempat 2028 dengan produksi sebesar 20.313 BOPD.

“Kondisi peningkatan investasi, aktivitas, dan banyaknya proyek baru di Indonesia juga memberikan tantangan dan peluang yang besar bagi para pemangku kepentingan di supply chain industry hulu migas,” ucap Dwi.

Lebih lanjut, dari sisi investasi untuk PSN di sektor industri hulu migas ditargetkan mencapai 37,2 miliar dolar AS.

Sebelumnya, Dwi mengatakan proyeksi investasi pada 2024 mencapai 16,1 miliar dolar AS atau sekitar Rp263,79 triliun (asumsi kurs Rp16.385 per dolar AS). Dwi mengatakan proyeksi tersebut masih lebih tinggi dibandingkan dengan capaian 2023 yang mencapai 13,7 miliar dolar AS atau Rp224,47 triliun.