JAKARTA - PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) terus berupaya meningkatkan produksi minyak dan gas (migas) antara lain melalui kegiatan eksplorasi dengan akuisisi data seluas 358 Km2 yang mulai diolah pada akhir 2024 dengan target selesai tahun 2025.
"Eksplorasi dengan mengakuisisi data seluas 358 Km2 dilakukan melalui evaluasi seismik 3D suatu kinerja kegiatan akuisisi yang baik dari sisi keselamatan kerja dan keandalan operasi," kata EVP Upstream Business PHR Andre Wijanarko di Pekanbaru, dikutip dari Antara, Senin 1 Juli.
Menurut Andre, melalui akuisisi data seluas 358 Km2 itu diharapkan ditemukan prospek-prospek ukuran besar yang bisa mendukung pencapaian produksi migas nasional di masa yang akan datang.
Ia menjelaskan bahwa kegiatan eksplorasi yang dilakukan PHR ini memiliki misi penting untuk menemukan tambahan sumber daya baru di Blok Rokan, yang saat ini sudah masuk dalam kategori menua (mature).
"Dengan tambahan sumberdaya baru itu maka Blok Rokan sebagai tulang punggung produksi minyak bumi nasional diharapkan akan lebih produktif dan bermanfaat bagi bangsa dan negara Indonesia," katanya.
PHR berkomitmen melakukan kerja pasti eksplorasi masif dan agresif yang meliputi 11 sumur eksplorasi, 1.000 km2 seismik 3D dan 5 studi geologi dan geofisika (G&G) dengan total komitmen investasi yang direncanakan 140 juta dolar AS lebih.
Pada tiga tahun pertama semenjak alih kelola, PHR justru sudah melaksanakan pemboran tujuh sumur eksplorasi, sumur eksplorasi pertama yakni Sidingin North-1 berhasil membukukan tambahan sumberdaya kontinjen dengan angka di tempat sebesar 31,5 juta barel minyak per hari.
"Terdapat dua sumur eksplorasi migas non konvensional (MNK) yakni Gulamo dan Kelok DET, yang merupakan sumur terdalam di wilayah Sumatera bagian tengah yang secara operasional sukses dan diharapkan memberikan tambahan sumber daya setelah kegiatan operasional dan evaluasi selesai dilaksanakan pengeboran," kata Andre.
BACA JUGA:
Kepala SKK Migas Perwakilan Sumbagut Rikky Rahmat Firdaus menyampaikan, pengeboran eksplorasi PHR adalah bentuk realisasi Komitmen Kerja Pasti (KKP) tahun 2021-2026 yang harus dilaksanakan mengingat Blok Rokan sebagai SDA non-renewable sudah hampir satu abad memberikan sumber minyak dan gas bagi bangsa masih bisa terus diupayakan berproduksi.
"Sebagai operator dan kegiatan operasi diawasi oleh pemerintah melalui SKK Migas, kami apresiasi PHR telah menunjukkan upaya nyata sejak awal operasi masifnya," katanya.
Menurut dia, jumlah pengeboran di area telah ada, maupun area sumur-sumur eksplorasi baru yang berpotensi menjadi sumber cadangan minyak bumi dengan target berbeda dari lapisan sebelumnya.
Kegiatan itu bagian dari wujud komitmen KKP selama 5 tahun sebesar 500 juta dolar AS, kata Rikky.