Bagikan:

JAKARTA -Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) bersama dengan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Inpex Masela, Ltd. berhasil merampungkan kegiatan survei lapangan tambahan sebagai bagian dari melanjutkan proses persetujuan dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal).

Adapun survei ini mencakup data tambahan hasil observasi ekosistem terumbu karang dan hasil resolusi aspirasi mewakili Maluku Barat Daya (MBD).

Proses ini melibatkan partisipasi aktif dari Masyarakat dan akademisi yang berasal dari MBD yang aktif di Universitas Pattimura (UNPATTI).

Hasil tersebut akan diintegrasikan dalam revisi dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (Andal) dan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup – Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RKL-RPL).

Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Hudi D. Suryodipuro mengatakan, SKK Migas juga telah menerima penyerahan hasil pengadaan tanah kawasan non-hutan seluas kurang lebih 28.9 hektar untuk lokasi pembangunan salah satu fasilitas proyek LNG Abadi dari Tim Panitia Pengadaan Tanah (P2T) dari Kantor Wilayah BPN Maluku pada 19 Februari 2024 di Ambon, Provinsi Maluku sebagai bentuk kontribusi dalam mendukung kelancaran proyek.

"SKK Migas – INPEX telah memulai rangkaian kegiatan survei Geologi dan Geofisika (G&G) onshore dan intertidal (zona pasang surut) sejak bulan Februari 2024 yang lalu. Kegiatan ini juga melibatkan sejumlah tenaga kerja lokal untuk mendukung pelaksanaannya," ujar Hudi dalam keterangan kepada media, dikutip 13 Maret.

Dikatakan Hudi, dalam waktu yang berdekatan, SKK Migas dan Inpex berencana melaksanakan survei G&G offshore dengan melibatkan kontraktor terpilih sebagai langkah lebih lanjut untuk memastikan keberlanjutan dan keberhasilan proyek ini.

Lebih jauh Hudi menambahkan, saat ini Inpex sedang menjalankan studi-studi dengan pihak ketiga terkait dengan ruang lingkup CCS yang menjadi komponen penting di proyek LNG Abadi, antara lain kajian lanjutan CCS Abadi Fase 1 mengenai Top Seal, Fault Seal dan 3D Geomechanics, kajian lanjutan CCS Abadi Fase 2 mengenai Reservoir Engineering Scope, dan kajian CO2 Injection Pipeline yang direncanakan akan selesai pada tahun 2024.

Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Hudi D. Suryodipuro menyampaikan bahwa SKK Migas mendorong INPEX untuk dapat melakukan berbagai langkah dan upaya guna memastikan bahwa apa yang direncanakan dapat dilaksanakan sesuai waktu yang telah ditetapkan.

“Kami memberikan apresiasi atas komitmen yang kuat dari INPEX untuk melakukan eksekusi atas program yang ada sehingga saat ini sudah banyak perkembangan positif kemajuan proyek tersebut," sambung Hudi.

Ia menambahkan, SKK Migas juga terus mendorong Inpex untuk dapat lebih aktif melakukan koordinasi agar proyek dengan investasi 20,9 miliar dolar AS atau sekitar Rp324 triliun dapat on stream di 2029.

Asal tu saja, Inpex telah memulai tahapan pengadaan untuk komponen fasilitas proyek LNG Abadi, termasuk FEED FPCI for Onshore LNG dan FPCI for FPSO, FEED SURF dan FEED GEP.

Pengumuman mengenai proses prakualifikasi ini diterbitkan melalui sistem CIVD (Centralized Integration Vendor Database) - SKK Migas. Saat ini, INPEX tengah melakukan proses evaluasi terhadap proposal prakualifikasi yang telah diterima.

Dengan estimasi volume produksi LNG tahunan yang dapat mencapai 9,5 juta ton per tahun, Proyek LNG Abadi diharapkan dapat menjadi pilar utama dalam meningkatkan ketahanan energi Indonesia, serta menyediakan pasokan energi bersih yang stabil dalam jangka panjang.

"Komponen CCS (Carbon Capture and Storage) dalam proyek juga dapat menjadi elemen penting dalam mendukung Upaya mencapai tujuan nol emisi CO2 Indonesia pada tahun 2060 yang akan datang," pungkas Hudi.