JAKARTA - Akademisi Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon, Maluku mengemukakan bahwa produksi Liquified Natural Gas (LNG) pada lapangan abadi Blok Masela Maluku dapat mengurangi emisi karbondioksida (CO2) hingga 25 persen.
"LNG ini gas alam yang diubah menjadi cair, sehingga menjadi bahan bakar yang sangat ramah lingkungan," kata Kepala Laboratorium Terpadu Pembantu (LTP) Blok Masela Unpatti Dr Netty Siahaya, di Ambon, dikutip dari Antara, Rabu 21 Februari.
Netty menjelaskan bahwa LNG merupakan gas bumi yang telah didinginkan sampai suhu -162 derajat Celsius, mengubahnya dari gas menjadi bentuk cair dan mengurangi volumenya sampai 600 kali lebih kecil. Proses inilah yang membuat gas bumi jadi lebih mudah untuk disimpan dan didistribusikan.
"Dengan LNG, emisi CO2 dapat berkurang sekitar 25 persen, emisi NOX berkurang 90 persen, tidak ada emisi sulfur, debu, dan partikel lain," kata Netty menjelaskan.
Apalagi saat ini Perusahaan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) INPEX Masela Ltd memperkirakan volume produksi LNG pada lapangan abadi Blok Masela Maluku dapat mencapai sebesar 9,5 juta ton per tahun.
"Proyek LNG Abadi yang diperkirakan mencapai volume produksi LNG tahunan sebesar 9,5 juta ton dan diharapkan dapat berkontribusi untuk meningkatkan ketahanan energi Indonesia, Jepang, dan negara-negara Asia lainnya," katanya pula.
BACA JUGA:
Namun di samping itu, kata dia lagi, pengerjaan proyek LNG sendiri harus berlandaskan efisiensi dan mengutamakan prinsip HSSE (Health, Safety, Security, and Environment) dan kualitas.
Ia berharap proyek ini akan menyediakan pasokan energi bersih yang stabil dalam jangka panjang. Hal ini harus diwujudkan melalui optimalisasi sumber daya, sehingga pengembangan yang dilaksanakan harus secara efisien.
"Ini menjadi elemen penting dalam upaya mencapai tujuan nol emisi CO2 pada tahun 2060 dan berkontribusi pada pembangunan ekonomi dan sosial di wilayah timur Indonesia," katanya lagi.