Blok Masela Diserbu Investor, China hingga Malaysia Tertarik Masuk
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto. (Mery Handayani/VOI)

Bagikan:

BALI - Perusahaan minyak dan gas (Migas) asal China, PetroChina Company Ltd. hingga perusahaan Migas asal Malaysia, Petronas berminat masuk Blok Masela yang berada di Kepulauan Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku, Indonesia. Menyusul, hengkangnya Shell yang semula ingin menggarap proyek tersebut.

Ketertarikan perusahaan China hingga Malaysia itu dibenarkan oleh Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Dwi Soetjipto.

Dwi mengatakan ada sekitar 4 perusahaan yang sudah ada pembicaraan. Namun, Dwi belum mengungkap rinci siapa saja perusahaan yang berminat masuk.

Soal rencana masuknya perusahaan energi ke Blok Masela, Dwi menegaskan kalau itu perlu dikomunikasikan dengan Inpex asal Jepang sebagai operator di Blok Masela.

"Cukup banyak, misalnya etlis kita mengindikasikan ada 3 atau 4 gitu ya, tapi kan masing-masing punya persyaratan sendiri-sendiri yang harus dikolaborasikan dengan Inpex itu sendiri," ujarnya di sela-sela IOG Convention 2022, di Nusa Dua, Bali, Rabu, 23 November.

Teranyar adalah perusahaan asal China, Petrochina yang dikabarkan berminat menggarap Blok Masela. Dwi mengonfirmasi kabar tersebut, termasuk kabar Petronas yang sama-sama berminat.

"(Petrochina) Termasuk. Petronas termasuk," jelasnya.

Lebih lanjut, Dwi menargetkan akhir tahun ini sudah ada keputusan final perusahaan yang masuk ke Blok Masela, mengempit 35 persen hak partisipan (participant interest) Shell.

Dwi kembali menegaskan kalau seluruh pihak yang berminat masuk ke Blok Masela harus menjalin diskusi dengan Inpex selaku operator di sana. Dwi juga mengaku mendorong perusahaan-perusahaan lainnya untuk ikut menggarap.

"Kita telah mendorong yang lain-lain untuk bisa ikut join kalo memang nanti bisa mempercepat investasi, jadi kita dorong, tapi semua kita alirkan ke inpex," ucapnya.

Sementara itu, Ketua Komisi VII DPR Sugeng Suparwoto juga mendorong agar Pertamina dapat bermitra dengan perusahaan lain jika masuk ke Blok Masela. Sugeng menjelaskan bahwa kolaborasi perlu dilakukan karena BUMN energi ini juga punya proyek prioritas yang tengah berjalan seperti proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan dan RDMP Cilacap.

"Jadi memang ideal sekali kalau BUMN masuk, dalam hal ini Pertamina, mampu baik secara teknikal dan finansial. RDMP itu kan juga perlu biaya besar," ujarnya.

Sekadar informasi, Blok Masela diminati oleh banyak investor setelah perusahaan yang berpusat di Belanda, Shell hengkang dari wilayah tersebut.