Bagikan:

JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) meyakini masuknya Indonesia sebagai anggota penuh forum ekonomi BRICS dapat membawa dampak positif pada iklim investasi sektor hulu migas Indonesia.

"Paling enggak bisa saling membantu investasi," ujar Kepala SKK Migas, Djoko Siswanto saat ditemui awak media usai agenda FID Engagement Lapangan Hidayah bersama Petronas, Kamis, 9 Januari.

Saat ditanya terkait penjualan produk minyak dan gas antara negara BRICS, Djoko menyebut untuk saat ini Indonesia masih memprioritaskan hasil produksi minyak untuk konsumsi dalam negeri. Apalagi saat ini Indonesia masih menjadi net importir minyak, sementara produksi minyak mentah RI masih berada pada kisaran 605.000 barel minyak per hari (BOPD).

"Saat ini kalau minyak satu kita masih membutuhkan untuk dalam negeri dulu gitu ya. Tapi kalau gas memang kita masih ekspor," sambung Djoko.

Tak hanya membantu iklim investasi, bergabungnya RI sebagai anggota BRICS juga akan memperlebar peluang pertukaran teknologi untuk mengoptimalkan produksi migas dalam negeri.

"Iya, teknologi, investasi, sumber daya manusia," tandas Djoko.

Sebelumnya, Pemerintah Brasil mengumumkan dalam sebuah pernyataan Indonesia resmi bergabung sebagai anggota penuh kelompok ekonomi BRICS.

Negara-negara anggota menyetujui masuknya Indonesia secara konsensus sebagai bagian dari dorongan perluasan yang awalnya disetujui pada pertemuan puncak blok tersebut tahun 2023 di Johannesburg, melansir Reuters 7 Januari.

"Indonesia berbagi dukungan dengan anggota kelompok lainnya untuk reformasi lembaga tata kelola global, dan memberikan kontribusi positif terhadap pendalaman kerja sama di belahan bumi selatan," kata pemerintah Brasil.