Bagikan:

JAKARTA - Harga saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BBNI bakal mencapai Rp6.700 per lembar berkat inisiatif bank dalam mendorong transisi hijau.

Analis Ciptadana Sekuritas Erni Marsella menyoroti bahwa BNI menargetkan identifikasi dasar pembiayaan berkelanjutan pada berbagai industri seperti kelapa sawit, energi terbarukan, hutan sosial, dan obligasi hijau sejak 2019 lalu.

Dia juga mencatat bahwa responsible financing untuk kegiatan bisnis berkelanjutan, termasuk portofolio hijau, mencapai Rp188 triliun atau 26 persen dari total pinjaman.

"Penerbitan obligasi hijau juga telah dimulai pada tahun 2022 sebesar Rp5 triliun, dengan 87 persen hasilnya telah dialokasikan sesuai dengan proyek hijau," ujarnya mengutip Antara.

Dengan berbagai inisiatif tersebut, pihaknya menyematkan rekomendasi beli saham BNI dengan target harga Rp6.700 per lembar.

Sebagai bank pelat merah, BNI aktif mendukung transisi hijau. BNI memiliki platform kredit yang diberi nama Sustainable Linked Loan (SLL) dengan realisasi hingga September 2024 mencapai Rp5,5 triliun untuk beberapa sektor termasuk agrifood, manufaktur semen, baja, hingga kemasan.

Di sisi lain, nilai portofolio pinjaman hijau BNI sebesar Rp29,5 triliun per akhir 2020. Apabila dibandingkan dengan kredit tersalur BNI yang mencapai Rp553 triliun, kontribusinya baru 5 persen. Namun dalam kurun waktu 4 tahun, nilai portofolio kredit hijau BNI mencapai Rp70,9 triliun atau 10 persen dari total kredit bank per September 2024.

Dengan demikian, pertumbuhan kredit hijau BNI mencapai angka 26 persen per tahun atau konsisten tumbuh double digit. Beberapa sektor yang turut mendorong pertumbuhan kredit hijau BNI adalah untuk sektor energi baru dan terbarukan (EBT) atau yang dikenal dengan renewable energy, bangunan hijau (green building) dan pencegahan polusi.

Mengacu pada data resmi yang diungkap perseroan, kredit untuk sektor EBT tumbuh 21,4 persen per tahun sejak 2020. Di waktu yang sama, kredit yang disalurkan ke green buildings tumbuh 78 persen per tahun dan untuk sektor pencegahan polusi meningkat pesat dengan laju 109 persen per tahun.