Bagikan:

JAKARTA - Jembatan Pandansimo yang menjadi sambungan terakhir Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) semakin mendekati tahap penyelesaian dengan progres pembangunan saat ini mencapai 83 persen. 

Dengan panjang mencapai 1,9 kilometer (km), jembatan ini direncanakan rampung pada Maret 2025 dan siap menjadi jalur penghubung utama yang mempermudah akses dari Yogyakarta ke wilayah selatan Jawa.

Mengutip akun Instagram resmi @humasjogja, Jumat, 15 November, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 1.4 Provinsi D.I Yogyakarta BBPJN Jateng-DIY Setiawan Wibowo menjelaskan, jembatan ini sebetulnya ditargetkan tersambung pada akhir November 2024. Namun, terhambat kendala seperti curah hujan sangat tinggi.

Sehingga, area pekerjaan di tengah sungai terendam sudah lebih dari seminggu. "Hal inilah yang menyebabkan pekerja tidak dapat mengakses ke area tengah sungai karena debit air Sungai Progo yang sangat tinggi," ujarnya.

Setiawan mengatakan, guna mengatasi masalah banjir yang kerap menggenangi area sekitar proyek, pihaknya telah menerapkan sejumlah strategi baru. Salah satunya adalah dengan meninggikan tanggul dan memberikan ruang bagi aliran air di sekitar jalur konstruksi.

Selama periode banjir, katanya, pekerjaan juga diarahkan untuk melalui jalur alternatif. Sehingga, memungkinkan kegiatan konstruksi tetap berjalan meskipun area utama terendam.

"Proses ini akan dilakukan secara bertahap dengan menyesuaikan tinggi tanggul pada bagian-bagian tertentu yang lebih rendah," katanya.

Jembatan ini pun didesain dengan mempertimbangkan mitigasi bencana karena berada di daerah yang rawan gempa dan letaknya berjarak sekitar 10 km dari sesar opak.

Adapun teknologi mitigasi bencana yang diterapkan dalam desain jembatan di antaranya mortar busa dan lead rubber bearing (LBR) yang berguna untuk menyerap dan mereduksi energi gempa. Sehingga, mampu melindungi struktur utama jembatan.

Selain itu, lanjut Setiawan, terdapat penambahan konstruksi fondasi jembatan sebanyak 200 fondasi untuk meningkatkan keamanan jembatan dari ancaman bencana likuifaksi. 

"Tambahan pekerjaan fondasi tersebut dilakukan setelah kajian ulang terkait potensi bencana yang dapat terjadi di lokasi pembangunan Jembatan Pandansimo," imbuhnya.