Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan pembangunan Jembatan Pandansimo di Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) rampung pada akhir tahun ini.

Penyelesaian pembangunan jembatan ini guna meningkatkan konektivitas Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) atau Jalan Pantai Selatan (Pansela) di Provinsi DIY.

"Pekerjaan konstruksi jembatan telah mencapai 53 persen dengan target rampung akhir 2024," ujar Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 30 Juli.

Pembangunan Jembatan Pandansimo dilaksanakan oleh Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga Kementerian PUPR dengan anggaran APBN mencapai Rp814 miliar.

Jembatan Pandansimo memiliki bentang utama jembatan sepanjang 675 meter (m) dengan total penanganan 1.900 m. Konstruksi jembatan dilengkapi dengan teknologi Lead Rubber Bearing (LRB) untuk melindungi atau mereduksi struktur utama jembatan dari potensi bencana gempa bumi.

Diketahui, jembatan ini berada di atas tanah dengan struktur berpasir dan muka air tanah dangkal yang lokasinya tidak jauh dari sumber gempa sesar opak radius kurang dari 10 kilometer (km).

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 1.4 Provinsi D.I Yogyakarta, BBPJN Jateng-DIY Setiawan Wibowo mengatakan, teknologi LRB dapat meningkatkan ketahanan struktur terhadap gempa, yang mana LRB memiliki sifat elastis.

Sehingga, memungkinkan struktur bawah untuk bergerak atau bergeser jika terjadi gempa dan kemudian kembali ke posisi semula saat gempa berakhir serta berfungsi mencegah kerusakan serius pada struktur jembatan.

Dia menambahkan, konstruksi Jembatan Pandansimo juga menggunakan Corrugated Steel Plate (CSP) yang belum banyak digunakan pada jembatan di Indonesia.

"Penggunaan CSP diharapkan dapat membuat struktur jembatan lebih ringan tetapi kuat serta cepat dalam pemasangan. Sehingga, relatif lebih efektif dan efisien dari segi biaya dan waktu," katanya.

Nantinya, Jembatan Pandansimo akan dipercantik dengan ornamen kearifan lokal berupa ikon Gunungan dengan interpretasi Sulur Keris dan Batik Nitik sebagai gerbang penanda mandala terciptanya ruang budaya. Selain itu juga terdapat Gapura Joglo sebagai penanda titik masuk atau keluar jembatan.

Sekadar informasi, Jembatan Pandansimo membentang di atas Sungai Progo yang menghubungkan Jalan Pantai Selatan ruas Congot- Ngremang (Kabupaten Kulon Progo) dengan ruas Pandansimo-Samas (Kabupaten Bantul).

Kehadiran Jembatan Pandansimo diharapkan dapat meningkatkan konektivitas Jalur Selatan Jawa, yang mana sebagian besar jalannya berada di dekat Pantai Selatan sehingga potensial menjadi jalur pariwisata di Yogyakarta.