Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melaporkan, bahwa pasar dunia untuk perikanan mencapai 184,5 miliar dolar AS sepanjang 2023.

Kepala Badan Pengawasan dan Pengendalian Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan (BPPMHKP) KKP Ishartini menjelaskan, jika dilihat dari lima besar dengan eksportir di dunia per 2023, Tiongkok menempati posisi pertama dengan nilai kontribusi sebesar 20,68 miliar dolar AS.

"Kalau dilihat dari lima negara eksportir utama, Indonesia tidak termasuk di dalamnya. Pertama adalah Tiongkok yang merupakan produsen peringkat terbesar di dunia," ucap Ishartini dalam konferensi pers di kantornya, Kamis, 24 Oktober.

Posisi tersebut disusul oleh Norwegia dengan nilai 16,05 miliar dolar AS, diikuti Ekuador sebesar 9,04 miliar dolar AS, Chili 8,89 miliar dolar AS dan Vietnam sebesar 8,39 miliar dolar AS.

Ishartini menambahkan, jika dilihat berdasarkan top lima pasar dunia terbesar per 2023, Uni Eropa menduduki peringkat pertama dengan nilai 61,85 miliar dolar AS, diikuti oleh Amerika Serikat senilai 27,38 miliar dolar AS, Tiongkok 23,32 miliar dolar AS, Jepang 14,37 miliar dolar AS dan ASEAN senilai 11,49 miliar dolar AS.

Komoditas perikanan yang laris di pasar dunia adalah ikan trout, salmon, udang, tuna, tongkol, cakalang, cumi-cumi, sotong, gurita hingga kepiting atau rajungan.

"Jadi, itu nanti komoditas-komoditas yang harus menjadi fokus utama kami untuk meningkatkan volume dan nilai ekspor hasil perikanan kami ke pasar global, ya," ujarnya.

Melihat hal tersebut, Ishartini bilang,Uni Eropa merupakan pasar yang sangat menjanjikan untuk perikanan.

Namun, berdasarkan paparannya, Indonesia belum memasuki daftar lima negara dengan eksportir perikanan terbesar di dunia tersebut.

"Indonesia ada di peringkat ke-13. Nah, tentu share-nya 3 persen, ini yang menjadi fokus utama perhatian kami. Sehingga, kami bisa meningkatkan nanti ranking Indonesia masuk di dalam 10 besar negara eksportir di dunia," imbuhnya.