JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, penggunaan kompor induksi atau listrik bukan hanya memberikan manfaat bagi negara. Namun juga memiliki manfaat yang dapat dirasakan oleh masyarakat.
Kata Erick, dengan program gerakan penggunaan kompor listrik negara akan menghemat anggaran untuk subsidi LPG. Sedangkan, masyarakat akan menghemat pengeluaran sebesar 20 persen dari Rp147 ribu per bulan dengan kompor LPG menjadi Rp118 ribu dengan kompor listrik.
"Jadi kan sama-sama untung pak. Jadi pemerintah untung, rakyat untung toh buat kita semua yang namanya ketahanan energi jadi saya sangat optimis gerakan ini akan berjalan dengan baik," tuturnya dalam acara penandatangan nota kesepahaman antara PLN dan BUMN karya, Rabu, 31 Maret.
Erick menyebut, penggunaan kompor listrik merupakan langkah konkret pemerintah untuk mendorong peningkatan ketahanan dan kemandirian energi nasional. Program dinilai bermanfaat bagi masyarakat sehingga perlu digaungkan secara berkelanjutan dengan skala yang lebih besar.
"Seperti tadi saya sampaikan tidak mungkin program pemerintah bisa berjalan kalau tidak mendapat dukungan dari masyarakat. Bismillah saya rasa kami di kementerian berharap dukungan lebih besar lagi kepada seluruh masyarakat toh menghemat 20 persen," jelasnya.
BACA JUGA:
Senada, Direktur Utama PT PLN (Persero) Zulkifli Zaini mengungkapkan apresiasinya atas dukungan Kementerian BUMN dan seluruh BUMN Karya yang terlibat dalam sinergi BUMN.
Zulkifli mengatakan salah satu upaya untuk mendorong penyerapan konsumsi energi dalam negeri atau domestic energy consumption secara optimal adalah dengan mengajak masyarakat untuk dapat beralih menggunakan kompor induksi tanpa harus bergantung kepada kompor gas.
"Karena saat ini penyediaan sumber energi untuk gas masih didapatkan melalui impor sehingga membuat masyarakat berada pada kondisi imported energy consumption," jelasnya.
Sekadar informasi, penandatanganan MoU dilakukan oleh Zulkifli bersama dengan Direktur Utama BTN, Haru Koesmahargyo, Direktur PT Wijaya Karya (Persero) Tbk Agung Budi Waskito, Direktur Utama Adhi Karya (Persero) Tbk Entus Asnawi, Direktur Utama PT Pembangunan Perumahan (Persero) Lukman Hidayat, Direktur Utama PT Waskita Karya (Persero) Tbk Destiawan Soewardjono.
Direktur Utama PT Hutama Karya (Persero) Tbk Budi Harto, Direktur Utama PT Nindya Karya (Persero) Haedar A. Karim, Direktur Utama PT Amarta Karya (Persero) Nikolas Agung RS, Direktur Utama PT Brantas Abipraya (Persero) Bambang E. Marsono, dan Direktur Utama Perum Perumnas Budi Saddewa Soediro.