JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menekankan bahwa migrasi gas LPG ke kompor listrik belum tentu menyasar kalangan masyarakat kelas bawah. Namun bisa jadi justru menyasar kelas menengah, seperti penghuni apartemen atau perumahan.
"Kompor listrik itu asumsinya akhirnya akan masuk ke apartemen, di perumahan, belum tentu yang (masyarakat) bawah. Belum tentu," katanya kepada wartawan, dikutip Kamis, 22 September.
Sekadar informasi, program yang dilakukan oleh PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN di desa-desa seperti di Solo dan Denpasar, Bali merupakan uji coba.
Kata Erick, PLN masih melakukan uji coba di lapangan mengenai kompor listrik ini. Meskipun nantinya ada migrasi ke kompor listrik, Erick mengatakan tidak serta merta akan mengurangi gas LPG.
"PLN itu (sedang) uji coba. Sama tetap yang namanya LPG akan tetap berjalan," jelasnya.
BACA JUGA:
Terkait dengan kesiapan BUMN untuk penugasan kompor listirk ini, kata Erick, pihaknya masih terus mempelajari. Sebab, Erick tak ingin ketika sudah diluncurkan malah tidak tepat sasaran.
"Kita masih pelajari, jangan sampai kompor listrik ini tidak tepat sasaran dan bukan berarti sekonyong-konyong menghilangkan LPG," ucapnya.
Namun yang pasti, kata Erick, kompor listrik memiliki manfaat bagi masyarakat. Salah satunya terkait dengan biaya. Menurut Erick, penggunaan kompor listrik jauh lebih hemat ketimbang kompor dengan gas LPG.
"Konteksnya itu penggunaan kompor listrik itu juga kalau dihitung dari penggunaannya maka dengan jenis gas lain itu jauh lebih murah," katanya.