Konversi Elpiji ke Kompor Listrik Tidak Selesaikan Masalah Subsidi Energi
Ilustrasi (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyebut bahwa rencana pengalihan atau konversi gas elpiji 3 Kg ke kompor listrik dinilai tidak bisa menyelesaikan permasalahan energi di Indonesia.

Kepala Pusat Riset Ekonomi Makro dan Keuangan BRIN Zamroni Salim mengatakan skema tersebut dianggap kurang efektif dan tidak mampu memberi solusi secara komprehensif atas pokok persoalan, yakni terkait anggaran.

“Ini termasuk juga permasalahan alokasi subsidi energi. Selama ini, elpiji 3 Kg yang disubsidi banyak yang disalahgunakan atau salah sasaran,” ujarnya kepada VOI pada Senin, 19 September.

Menurut Zamroni, jika konversi benar dilakukan secara masif maka diyakini bisa menghemat anggaran subsidi sekitar Rp5,5 triliun, dengan catatan jumlah yang menerima mencapai lebih dari 5 juta jiwa.

“Tapi perlu diingat bahwa alokasi ini tidak bisa bertahan lama, bila PLN sendiri dalam proses produksinya banyak bergantung pada batu bara, yang tentu saja tidak ramah lingkungan karena tidak termasuk green energy,” tuturnya.

Zamroni menambahkan, pengalihan gas elpiji ke listrik bisa lebih efektif dijalankan selama proses transisi dapat menjangkau masyarakat yang benar-benar miskin melalui instrumen berbasis pemakai.

“Jadi bukan berbasis produk yang beredar luas di masyarakat yang selama ini banyak dinikmati oleh kalangan mampu,” kata dia.

Sebagai informasi, penggunaan kompor listrik masuk dalam program strategis PLN yang telah dirintis mulai saat ini. Program tersebut digadang-gadang mampu mengatasi persoalan over supply listrik dan bahkan mengurangi beban Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dari sisi penyediaan bujet subsidi.