Bagikan:

JAKARTA - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN menegaskan program konversi kompor elpiji ke listrik tetap berjalan sebagai aksi korporasi perusahaan dalam penyediaan energi bersih. Padahal, sebelumnya program tersebut sempat dibatalkan alias tidak dilanjutkan.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menjelaskan

bahwa program konversi kompor listrik tersebut merupakan inisiatif perseroan sebagai aksi korporasi perusahaan yang tidak terkait dengan program pemerintah.

"Untuk kompor listrik jadi kami jalankan programnya, cuma bukan untuk dalam rangka subsidi kompensasi. Kami soft selling ke pelanggan kami dengan kapasitas yang terpasang non subsidi," katanya dalam rapat dengan Komisi VI DPR, di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senin, 28 November.

Lebih lanjut, Darmawan juga mengatakan lelang pengadaan kompor listrik yang sempat digulirkan pada tahap awal program konversi bakal kembali dilanjutkan secara bertahap."Lelang yang kami adakan juga berjalan dengan catatan skalanya kami perkecil sesuai dengan stok yang mereka siapkan," ujarnya.

Berdasarkan hitung-hitungan, Darmawan mengatakan potensi penghematan lewat konversi kompor listrik sekitar Rp6.000 per kilogram (kg) jika dibandingkan dengan LPG non-subsidi.

"Tetapi dibandingkan LPG 3kg subsidi yang biaya di pasar Rp18.000 per 3kg. Tentu saja penggunaan kompor listrik lebih mahal dua kali lipat. Dari Rp6.000 ke Rp12.000," jelasnya.

PLN Hentikan Uji Coba

Diberitakan sebelumnya, Wakil Menteri BUMN I, Pahala Nugraha Mansury mengatakan bahwa program uji coba konvensi kompor elpiji 3kg ke kompor induksi listrik telah dihentikan oleh PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN. Kata Pahala, keputusan ini sesuai dengan kesepakatan dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas).

"Ya begitulah kurang lebih (dihentikan)," katanya ditemui di Sarinah, Jakarta, Rabu, 28 September.

Lebih lanjut, Pahala mengatakan belum ada penjelasan lebih jauh apakah program konversi kompor gas elpiji 3kg ke kompor listrik akan dilanjutkan kembali.

"Kelihatannya kita memang belum ada rencana untuk melanjutkan untuk penggunaan dari kompor induksi tadi," jelasnya.  

Terkait dengan nasib kompor listrik yang sudah terlanjur diberikan ke masyarakat, Pahala mengaku tidak mengetahui secara pasti. Ia menyarankan untuk bertanya lebih lanjut kepada PLN.

"Waduh itu mungkin ditanyakan ke pihak PLN ya," ucapnya.

Sekadar informasi, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN resmi membatalkan program pengalihan kompor elpiji 3 kg ke kompor listrik. Langkah ini dilakukan guna menjaga kenyamanan masyarakat dalam pemulihan ekonomi pascapandemi COVID-19.

"PLN memutuskan program pengalihan ke kompor listrik dibatalkan. PLN hadir untuk memberikan kenyamanan di tengah masyarakat melalui penyediaan listrik yang andal," ujar Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, dalam keterangan resmi, Selasa, 27 September.

Adapun program kompor listrik PLN ini batal usai mendapat kritik dari berbagai kalangan. Salah satunya dari anggota Komisi VII DPR Mulan Jameela menganggap program konversi kompor Liquefied Petroleum Gas (LPG) ke kompor listrik induksi terlalu terburu-buru.

Mulan yakin penggunaan kompor listrik tidak akan bisa maksimal untuk ranah rumah tangga Indonesia. Karena itu, Mulan meminta program tersebut dikaji ulang karena akan menimbulkan masalah baru nantinya.

"Kita komisi VII sempat membahas bersama kementerian ESDM. Kami sepakat program ini harus dikaji ulang. Program tersebut, sepertinya apa yang dikatakan Pak Bambang betul, menyelesaikan masalah dengan masalah," ucapnya dalam Rapat Kerja dengan Ditjen ILMATE Kementerian Perindustrian pada 21 September.