Bagikan:

YOGYAKARTA – Informasi terkait perbandingan kompor listrik dan kompor gas jadi hal yang menarik untuk digali. Terlebih saat ini pemerintah tengah mewacanakan program konversi elpiji ke kompor induksi PLN untuk mengatasi persoalan energi hingga mengurangi beban APBN karena impor liquefied petroleum gas (LPG).

Meski baru sekadar wacana, peralihan kompor listrik dari kompor gas perlu dipertimbangkan dengan menilik berbagai faktor, salah satunya terkait biaya pengeluaran bulanan hingga keamanannya.

Perbandingan Kompor Listrik dan Kompor Gas

Harus diketahui bahwa kompor listrik bekerja dengan cara menghasilkan panas dengan sumber energi listrik dar kompor ke sumber melalui kabel. Sedangkan kompor gas menghasilkan panas dengan memanfaatkan sumber energi gas dari dalam tabung.

Tidak hanya dari sumber energi, penggunaan kompor listrik dan kompor gas memiliki sejumlah perbedaan lainya, yakni sebagai berikut.

1. Dari Segi Keiritan Konsumsi Energi

Patut diketahui bahwa meski sama-sama menghasilkan panas, konsumsi energi yang dibutuhkan pada masing-masing jenis kompor ternyata berbeda.

Dari segi konsumsi energi, kompor listrik diklaim lebih irit dibanding kompor gas biasa. Pasalnya persebaran panas kompor listrik jauh lebih rata dibanding kompor gas yang pusat panasnya hanya di bagian tengah.

2. Dari Segi Keramahan Lingkungan

Kompor listrik juga diklaim lebih ramah lingkungan karena tak menimbulkan asap sebanyak kompor gas. Asap yang dihasilkan kompor gas akan keluar di ruangan dapur. Hal itu akan mengganggu kesehatan penghuni rumah. Selain itu, kompor listrik tak menimbulkan bau gas yang menyengat.

3. Dari Segi Kepraktisan

Kompor listrik juga diklaim lebih praktis karena tak membutuhkan tabung, sehingga lebih hemat tempat. Berbeda dengan kompor gas, pemilik harus menyediakan tempat kompor dan tempat menaruh tabung gas yang aman agar tidak tersenggol.

Namun, untuk memasang kompor listrik pemilik harus melakukan beberapa penyesuaian. Misalnya, pemilik harus memasang jalur listrik dengan ukuran kabel yang tepat agar listrik bisa mengalir dengan baik. Pemasangan ini harus dilakukan oleh ahlinya untuk menghindari arus pendek.

4. Dari Efisiensi Waktu

Kompor listrik akan memanaskan peralatan masak dengan cepat, sehingga proses memasak bisa mulai lebih cepat dibanding kompor gas yang memanaskan alat masak dengan api, sehingga butuh waktu sedikit lebih lama.

5. Dari Segi Harga

Faktor harga jadi pertimbangan paling berpengaruh. Tidak hanya terkait harga konsumsi bulanan energi, namun juga harga perangkat memasak.

Direktur Utama Perusahaan Listrik Negara (PLN) Darmawan Prasodjo mengatakan bahwa penggunaan kompor induksi lebih hemat 10 hingga 15 persen daripada kompor gas biasa.

Dalam rinciannya, harga elpiji per kilogram saat ini adalah Rp4.250. Harga menjadi Rp5.250 per kg saat didistribusikan ke masyarakat.

"Kalau sesuai Kepmen harganya dilepas Rp4.250. Tentu saja ada rantai pasok dengan rata rata Rp5250 per kg," katanya, Kamis, 15 September.

Berdasarkan harga keekonomian, harga gas elpiji 3 kg adalah sebesar Rp19.698 per kg. Sementara harga subsidi dari pemerintah adalah Rp4.250 per kg.

Dengan rantai pasok hingga ke masyarakat harga elpiji 3 kg mencapai Rp5.250 per kg, sehingga pemerintah memberikan subsidi senilai Rp15.448 per kg.

Sementara itu, harga keekonomian listrik untuk kompor induksi yakni Rp11.792 per kg listrik ekivalen dengan sekitar 7,18 Kwh.

PLN melepas biaya listrik untuk memasak ekivalen Rp4.550 yang dibayar masyarakat. Artinya per kalori memasak dibandingkan dengan elpiji akan lebih murah Rp720.

Sedangkan dari sisi harga perangkat masak ternyata realtif sedikit lebih tinggi piranti kompor listrik. Tak semua perangkat memasak mampu menahan panas yang dihasilkan oleh kompor listrik. Oleh karenanya masyarakat harus hati-hati saat memilih alat masak untuk kompor listrik jika ingin awet.

Itulah informasi terkait perbandingan kompor listrik dan kompor gas. Untuk mendapatkan informasi menarik lain, kunjungi VOI.ID.