JAKARTA - Direktur Utama Perusahaan Listrik Negara (PLN) Darmawan Prasodjo membandingkan saat memasak dengan menggunakan gas elpiji dan kompor induksi.
Ia menyebut, memasak dengan kompor induksi jauh lebih hemat 10 hingga 15 persen dibandingkan gas elpiji.
"Menggunakan kompor induksi biaya memasaknya bisa lebih hemat 10-15 persen,” ujar Darmawan melalui keterangan tertulis, Kamis, 15 September.
Ia merinci, harga elpiji sesuai dengan turan subsidi, per kilogram saat ini adalah Rp4.250 dan saat didistribusikan kepada masyarakat mencapai Rp5.250 per kg.
"Kalau sesuai Kepmen harganya dilepas Rp4.250. Tentu saja ada rantai pasok dengan rata rata Rp5250 per kg," imbuhnya.
Berdasarkan harga keekonomian, harga gas elpiji 3 kg adalah sebesar Rp19.698 per kg. Sementara harga subsidi dari pemerintah adalah Rp 4.250 per kg.
Dengan rantai pasok hingga ke masyarakat harga elpiji 3 kg mencapai Rp 5.250 per kg, sehingga pemerintah memberikan subsidi senilai Rp 15.448 per kg.
Sementara itu, harga keekonomian listrik untuk kompor induksi yakni Rp 11.792 per kg listrik ekivalen dengan sekitar 7,18 Kwh.
PLN melepas biaya listrik untuk memasak ekivalen Rp 4.550 yang dibayar masyarakat. Artinya per kalori memasak dibandingkan dengan elpiji akan lebih murah Rp 720.
Selain lebih hemat, memasak dengan kompor induksi juga jauh lebih cepat.
Dari hasil pengujian Puslitbang PLN dan Balitbang Kementerian ESDM, untuk memanaskan air 2,5 liter dari 20 derajat celcius ke 90 derajat celcius kompor induksi bisa melakukannya lebih cepat yakni 8 menit 47 detik. Sementara kompor elpiji butuh waktu 10 menit 29 detik.
"Arahan ESDM, dari Ditjen Ketenagalistrikan, kompor induksi harus lebih cepat memasaknya dibanding kompor LPG. Kami perubahan spek hasilnya kompor induksi 1800 watt bisa lebih cepat, LPG 10 menit, induksi hanya 8 menit," kata dia.
Dikatakan Darmawan, dalam program konversi elpiji ke kompor induksi PLN memastikan tidak akan menambah beban biaya bagi masyarakat.
Pasalnya, selama ini isu yang beredar di masyarakat yakni menggunakan kompor induksi maka daya listrik akan dinaikkan dan menambah beban pembayaran listrik.
BACA JUGA:
Sekadar informasi, penggunaan kompor listrik masuk dalam program utama PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN.
Program tersebut digadang-gadang mampu mengatasi persoalan over supply listrik atau pasokan berlebih, bahkan mengurangi beban Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dikarenakan impor liquefied petroleum gas (LPG).