Stafsus Menteri BUMN: Kompor Listrik Lebih Hemat 40 Persen dari LPG
Stafsus Menteri BUMN Arya Sinulingga. (Foto: Dok. VOI/Mery Handayani)

Bagikan:

JAKARTA - Staf Khusus (Stafsus) Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan, penggunaan kompor listrik jauh lebih hemat ketimbang gas LPG. Bahkan, menurut dia, masyarakat bisa hemat hingga 40 persen jika menggunakan kompor listrik.

"Betul, 40 persen lebih murah daripada menggunakan gas LPG," katanya kepada wartawan, dikutip Kamis, 22 September.

Arya juga mengatakan bahwa migrasi ke kompor listrik tidak akan mengganggu atau menambah pasokan batu bara untuk listrik. Hal ini menepis kekhawatiran PLN bakal kekurangan batu bara.

Lebih lanjut, Arya menekankan bahwa migrasi ke kompor listrik bertujuan untuk mengurangi beban subsidi negara terhadap LPG 3kg atau gas melon. Disamping itu, kata dia, juga bisa menghemat pengeluaran masyarakat.

"Ini kan untuk ngurangi subsidi, mengurangi biaya masyarakat juga. 40 persen lebih murah dari gas," jelasnya.

Diberitakan sebelumnya, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyebut bahwa rencana pengalihan atau konversi gas elpiji 3 Kg ke kompor listrik dinilai tidak bisa menyelesaikan permasalahan energi di Indonesia.

Kepala Pusat Riset Ekonomi Makro dan Keuangan BRIN Zamroni Salim mengatakan skema tersebut dianggap kurang efektif dan tidak mampu memberi solusi secara komprehensif atas pokok persoalan, yakni terkait anggaran.

“Ini termasuk juga permasalahan alokasi subsidi energi. Selama ini, elpiji 3 Kg yang disubsidi banyak yang disalahgunakan atau salah sasaran,” ujarnya kepada VOI pada Senin, 19 September.

Menurut Zamroni, jika konversi benar dilakukan secara masif maka diyakini bisa menghemat anggaran subsidi sekitar Rp5,5 triliun, dengan catatan jumlah yang menerima mencapai lebih dari 5 juta jiwa.

“Tapi perlu diingat bahwa alokasi ini tidak bisa bertahan lama, bila PLN sendiri dalam proses produksinya banyak bergantung pada batu bara, yang tentu saja tidak ramah lingkungan karena tidak termasuk green energy,” tuturnya.