Bagikan:

INDRAMAYU - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tengah mendorong susu ikan menjadi sumber alternatif pengganti susu sapi.

Sejalan dengan hal tersebut, KKP berencana membangun pabrik hidrolisat protein ikan (HPI) di Pekalongan, Jawa Tengah.

Susu ikan merupakan salah satu hasil produk dari teknologi HPI.

Direktur Pengolahan Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Widya Rustyanto mengatakan, untuk pabrik HPI sendiri baru ada di Indramayu, tapi pabrik tersebut bukanlah pabrik percontohan dari KKP.

"Untuk pabrik HPI saat ini memang di Indramayu milik PT Berikan. Tetapi, KKP dalam waktu dekat ini akan membangun unit HPI di Pekalongan. Mudah-mudahan di November, akhir sudah bisa trial dan membuat produk HPI," kata Widya saat ditemui di Pabrik HPI, Indramayu, Jawa Barat, Rabu, 18 September.

Widya menyebut, untuk membuat satu pabrik HPI dibutuhkan anggaran sebesar Rp8 miliar.

Dia bilang, ini merupakan rencana yang telah dicanangkan KKP sejak lama. Bahkan, pihaknya juga sudah dari lama menyusunnya.

Dia menuturkan, pembangunan pabrik HPI di Pekalongan akan dilakukan pekan depan. Adapun kapasitas produksi bubuk atau powder HPI yang bisa dihasilkan mencapai 2 ton.

"Minggu depan sudah mulai pembangunan. Merancangnya nggak cepat, sudah lama. Hasil sama, volumenya 2 ton per bulan dalam bentuk powder," ujarnya.

Dari situlah nanti akan menghasilkan berbagai macam olahan produk dari protein ikan, termasuk susu ikan. Dia menyebut, Pekalongan membutuhkan waktu satu tahun untuk masa uji coba.

Dengan demikian, hasil olahan HPI dari wilayah tersebut belum bisa masuk dalam program makan bergizi gratis (MBG) dalam waktu dekat.

Dia bilang, pabrik HPI milik PT Berikan Bahari Indonesia yang nantinya akan mensuplai susu ikan untuk program MBG.

"(Pabrik HPI di Pekalongan buat MBG?) Kalau dalam waktu dekat dari sini (Indramayu), Pekalongan belum bisa harus trial dulu. Butuh waktu satu tahun," jelas Widya.

Meski begitu, dia menyebut dalam waktu dekat belum berencana untuk produksi besar-besaran.

Hanya saja, pihaknya akan mengusulkan kepada Badan Pangan Nasional (Bapanas) dan Badan Gizi terkait berbagai olahan ikan itu.

"Kalau sekarang belum rencana produksi tapi ketersediaannya dulu. Kemudian kami tawarkan kepada Bapanas ini loh ikannya, ini produknya, harganya ini. Nanti dari Bapanas dan Badan Gizi yang akan milih," ungkapnya.