INDRAMAYU - Pabrik susu ikan di Indramayu, Jawa Barat, disebutkan dapat memproduksi 30 ton bahan aktif susu ikan.
CEO PT Berikan Teknologi Indonesia Yogi Aribawa Krisna mengatakan, pihaknya bisa memenuhi kebutuhan untuk 169.000 anak sekolah.
"Dengan satu industri hidrolisat protein ikan (HPI) kapasitas 30 ton per bulan, ini kami bisa mengcover untuk kebutuhan susu ikan dalam kemasan 120 mililiter itu untuk 169.000 anak sekolah," ujar dia dalam konferensi pers di Indramayu, Jawa Barat, Rabu, 18 September.
Yogi yakin apabila di setiap daerah Indonesia telah dibangun pabrik-pabrik HPI, nantinya kebutuhan protein bagi anak-anak akan terpenuhi semuanya. Di samping itu, sirkular ekonomi juga akan terbentuk.
"Nah, bayangkan kalau misalnya ada banyak industri HPI gitu, ya, berdiri di masing-masing daerah. Itu terbayang otonomi protein itu akan terjadi, sirkular ekonomi akan terbentuk," katanya.
Dia menjelaskan, otonomi protein yang dimaksud yakni, sumber bahan baku ikannya dipasok dari nelayan-nelayan tradisional di sepanjang Indramayu hingga Subang, Jawa Barat. Lalu, nelayan-nelayan ini berkelompok dalam bentuk koperasi atau kelompok nelayan.
Kemudian, mereka menyuplai ikan segar ke pabrik. Yogi mengeklaim, dengan adanya pabrik ini, nelayan-nelayan tradisional telah mendapatkan jaminan pasar dan harga untuk ikan-ikan yang ditangkap.
"Nah, jadi ini adalah contoh di hulunya bagaimana kami melibatkan banyak nelayan lokal. Kami melibatkan industri yang menciptakan lapangan kerja, nah sampai produknya adalah HPI," jelas dia.
BACA JUGA:
Menurut Yogi, ketika otonomi proteinnya sudah jalan, nantinya untuk proses produk turunannya itu baik dalam bentuk susu ikan maupun cookies hingga lainnya bisa dikerjakan pula di tempat yang sama.
"Jadi, industri hulunya dan turunannya berada dalam satu tempat yang sama. Nah, ketika ini terjadi otomatis di industri turunannya itu juga (ada) penciptaan lapangan kerja," tuturnya.