Bagikan:

INDRAMAYU - Susu ikan belakangan ini menjadi topik perbincangan di media sosial. Apalagi, susu ikan ini disebutkan bisa menjadi alternatif susu sapi dalam program Makan Bergizi Gratis Presiden terpilih Prabowo Subianto.

Susu ikan sendiri merupakan sebuah minuman protein unik yang dibuat dari daging ikan.

Susu ikan ini bukan dihasilkan dari ikan yang diperah, melainkan melalui serangkaian proses canggih yang mengubah daging ikan menjadi minuman bergizi tinggi.

PT Berikan Bahari Indonesia yang berlokasi di Kecamatan Kandanghaur, Indramayu, Jawa Barat, menjadi pionir dalam memproduksi susu ikan yang kini mulai dikenal luas di pasaran.

Lantas, bagaimana sebenarnya proses pembuatan susu ikan dari bahan dasar yang tak terduga yaitu ikan petek?

Ikan petek merupakan sejenis ikan berukuran kecil berwarna silver. Jenis ikan ini sering dianggap bernilai jual rendah dan umumnya diolah menjadi ikan asin.

Namun, PT Berikan Bahari Indonesia bisa mengubah ikan petek menjadi hidrolisat protein ikan (HPI), yang merupakan bahan dasar pembuatan susu ikan.

Plan Manager Berikan Bahari Fatih menjelaskan, proses pengolahan dimulai dengan mengumpulkan ikan segar dari nelayan lokal. Lalu, ikan-ikan tersebut melalui tahap penyortiran dan jeroan ikan dibuang untuk menjaga kebersihan dan kualitas daging.

Setelah bersih, ikan digiling hingga menjadi bubur daging ikan yang siap diproses lebih lanjut.

Tahapan berikutnya dalam pembuatan susu ikan adalah proses hidrolisat. Bubur ikan diolah menggunakan mesin hidrolisat protein selama dua hingga tiga jam. Proses ini bertujuan untuk memisahkan protein ikan dari tulangnya. Hasil akhir dari tahap ini adalah cairan berprotein tinggi yang nantinya akan menjadi bahan utama susu ikan.

Setelah melalui proses hidrolisat, cairan protein ikan dimasukkan ke dalam feed tank spray dryer, sebuah mesin yang memanaskan cairan hingga menguap dan berubah menjadi tepung.

Proses pengeringan ini membutuhkan waktu sekitar 12 jam, dari awal hingga menjadi tepung protein ikan. Tepung inilah yang menjadi bahan baku utama dalam pembuatan berbagai produk turunan, termasuk susu ikan yang kini sedang menjadi perbincangan hangat.

Setelah berubah menjadi tepung protein, produk ini diolah menjadi susu ikan atau yang dikenal dengan nama Surikan. Susu ikan yang diproduksi di pabrik PT Berikan Bahari hadir dalam dua varian rasa, yakni coklat dan stroberi.

CEO PT Berikan Teknologi Indonesia Yogi Aribawa Krisna bilang, bahwa inovasi susu ikan ini menjadi alternatif bagi masyarakat yang ingin mendapatkan manfaat dari ikan tanpa harus mengonsumsinya dalam bentuk utuh.

"Mengonsumsi ikan untuk mendapatkan kebaikan nutrisinya kini bisa lebih mudah. Produk ini dapat dimasukkan ke berbagai jenis pangan, dari cookies hingga mie, bahkan ke dalam minuman protein seperti susu ikan," ujar dia dalam konferensi pers di Indramayu, Jawa Barat, Rabu, 18 September.

Tak hanya menawarkan nilai gizi tinggi, PT Berikan Bahari juga memastikan bahwa produk susu ikan yang mereka hasilkan aman dikonsumsi. Yogi menambahkan, pihaknya telah mampu meminimalisasi risiko kontaminasi mikroplastik dan alergen yang sering menjadi perhatian konsumen.

"Kami menggunakan teknologi yang memungkinkan produk kami bebas dari mikroplastik dan mengurangi kadar alergen ikan. Meski kadar alergen setiap orang berbeda-beda, kami berusaha menekan levelnya serendah mungkin," ucapnya.

Hadirnya susu ikan menjadi alternatif menarik bagi mereka yang ingin menikmati manfaat ikan dengan cara berbeda.

Dengan rasa yang lezat dan nilai gizi tinggi, produk ini sudah tersedia di berbagai toko daring (online) dengan harga yang terjangkau, yakni di kisaran Rp120.000 untuk kemasan 350 gram.

Inovasi seperti susu ikan dari PT Berikan Bahari Indonesia membuktikan bahwa dengan teknologi yang tepat, produk-produk yang sebelumnya dianggap kurang bernilai dapat diolah menjadi barang bernilai tinggi yang bermanfaat bagi kesehatan masyarakat.

"Jadi harapannya dari kami di Berikan Protein ini bisa menjadi sebuah narasi yang baik bahwa sebenarnya produksi susu ikan itu adalah produksi anak bangsa, produksi yang teknologinya sudah kami kuasai. Termasuk mesin-mesinnya semua ini kami fabrikasi sendiri," imbuhnya.