Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengungkapkan dampak dari susu ikan dalam program makan bergizi gratis ini bisa memberikan dampak ekonomi berlapis. Salah satunya bisa menyerap lebib dari 195.000 orang tenaga kerja di sektor perikanan.

Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP, Budi Sulistyo mengatakan meskipun industri susu ikan hanya berkontribusi sebesar 1 persen dari total kebutuhan susu nasional yang mencapai sekitar 4,1 juta ton per tahun, tetapi dampak yang ditimbulkan akan sangat besar.

Budi bilang untuk memenuhi kebutuhan 1 persen tersebut, sebanyak 6.150 industri protein ikan atau hidrolisat protein ikan (HPI) dengan kapasitas produksi 2 ton per bulan akan terbentuk di dalam negeri.

“Untuk komplementer 1 persen saja akan membuka 6.150 industri protein ikan atau HPI dengan kapasitas 2 ton per bulan,” katanya dalam media briefing di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta, Selasa, 17 September.

Berdasarkan data yang dipaparkan Budi, dengan terbukanya 6.150 lebih industri protein ikan, penyerapan ikan per tahun sebagai bahan baku akan mencapai 777.630 ton. Dimana nilai ekonomi dari bahan baku ikan tersebut diperkirakan bisa mencapai Rp7,8 triliun per tahun.

Dari hasil produksi industri itu, kata Budi, output berupa HPI mencapai 147.600 ton per tahun, dengan nilai produk HPI yang diperkirakan mencapai Rp29,5 triliun per tahun.

Berdasarkan proyeksi, pengembangan program susu ikan juga akan memunculkan 7.119 industri susu ikan, dengan input HPI mencapai 147.600 ton per tahun.

Selain itu, kata dia, produksi susu ikan juga diestimasi bisa mencapai 492.000 ton atau 14 miliar potong produk per tahun, dengan nilai produk sekitar Rp70 triliun per tahun.

“Kemudian juga industri susu ikan, penyerapan tenaga kerja (mencapai 195.796 tenaga kerja) untuk memenuhi atau memproduksi 492.000 ton susu ikan per tahun,” jelasnya.

Sementara, sambung Budi, total serapan tenaga kerja dari program makan siang bergizi dan susu gratis ini ditargetkan bisa mencapai 6,5 juta di sektor perikanan.

Tenaga kerja tersebut diserap oleh 1,3 juta lapangan usaha yang terbuka karena adanya program tersebut.

“Kami berharap dengan semakin menguatnya program hilirisasi pemanfaatan ikan yang selama ini memiliki nilai ekonomi yang rendah nilai-nilai, maka kami menargetkan 1,3 juta lapangan usaha terbuka dan 6,5 juta penerapan tenaga kerja,” ujarnya.