JAKARTA - Direktur Utama Perum Bulog Wahyu Suparyono mengaku akan fokus memberantas mafia, khususnya di bidang pangan.
Menurut dia, ini menjadi cara untuk memperkuat ketahana pangan di dalam negeri.
“Satu utamanya Perum Bulog harus kerja lebih baik hilangkan mafia pangan. Hilangkan yang namanya mafia pangan. Itu yang saya catat penting,” katanya ditemui di Gedung DPR, Jakarta, Kamis, 12 September.
Wahyu mengatakan, mafia pangan yang dimaksud adalah tengkulak atau pedagang yang mempermainkan harga dan pasokan pangan.
Lebih lanjut, Wahyu bilang cara memberantas mafia pangan yakni dengan merangkul bekerja sama membuat kemitraan.
“Bukan mafia lah, maksud saya tengkulak-tengkulak yang (main) speksulasi, jangan lah. Saya kira kalau kita baik-baik komukasinya akan jalan bagus. Pasti (brantas mafia), caranya kita rangkul sama-sama kemitraan,” jelasnya.
Tak hanya memberantas mafia pangan, Wahyu mengaku juga akan membenahi pengolahan data baik panen hingga produksi. Dia bilang data yang digunakan adalah data BPS.
“Di dalam dasar penggunaan data, satu data. Artinya spot-spot mana data panen. Artinya produksi ya, itu data BPS,” katanya.
BACA JUGA:
Wahyu mengatakan, yang tidak kalah penting adalah menambah alat pengering atau dryer gabah di gudang-gudang Bulog.
“Tadi disampaikan arahan Pak Kepala Bapanas (Arief Prasetyo Adi), jika pengadaan dryer memakan waktu maka kita akan kerjasamakan dengan mitra. Artinya, asosiasi, HKTI, Perpadi,” tuturnya.
Menurut Wahyu, membangun kemitraan ini sangat penting. Sebab, Perum Bulog tidak dapat berjalan sendiri untuk menguatkan kemandirian pangan.
“Kita tidak bisa bekerja sendiri untuk menguatkan kemandirian, kedaulatan dan ketahanan. Itu yang akan kami kerjakan,” ucapnya.