BANDUNG - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengakui telah menawarkan beberapa potensi energi air ke negara lain.
Staf Ahli Menteri ESDM Bidang Ekonomi Sumber Daya Alam (ESDA) Lana Saria mengungkapkan, beberapa waktu lalu Menteri ESDM Bahlil Lahadalia telah menawarkan proyek pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Kayan milik PT Kayan Hydro Energy (KHE) dan berlokasi di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara.
"Menteri ESDM membuka peluang kolaborasi dengan Tiongkok dan menyampaikan potensi sumber daya energi baru terbarukan yang dimiliki Indonesia, seperti PLTA di Kayan dan Mamberamo di Papua,” ujar Lana dalam forum Bakohumas Kementerian ESDM di Bandung, Kamis, 12 September.
Dikatakan Lana, tawaran tersebut disampaikan oleh Bahlil pada agenda Inconesia China Energy Forum (ICEF) pada Selasa 3 September yang lalu di Bali.
Sebelumnya, PT KHE mengungkapkan kerja sama dengan Sumitomo Corporation telah berakhir.
"Kerja sama dengan Sumitomo Corporation telah berakhir. Kami membuka peluang bagi semua pihak yang ingin terlibat dalam proyek PLTA Kayan Cascade," ujar Direktur Utama PT KHE, Andrew Sebastian Suryali, Senin, 22 Juli.
Sementara pada pada gelaran Asia Zero Emission Community (AZEC), perusahaan energi asal Jepang tengah mengkaji investasi di Proyek PLTA Kayan Cascade Kalimantan Utara ini.
Proyek pengembangan PLTA dengan kapasitas 9000 MW ini diperkirakan menelan biaya sekitar 17,8 miliar dolar AS, termasuk pembangunan jalur transmisi dan gardu induk.
BACA JUGA:
Presentasi Proyek Kayan Cascade memikat para peserta, menyoroti potensi keluaran listrik tahunan sebesar 36 Terawatt-hour.
Proyek ini diharapkan dapat mempercepat transisi energi ramah lingkungan di Kalimantan, sehingga secara signifikan mengurangi biaya listrik nasional.
Investasi perusahaan Jepang dalam proyek ini tidak hanya mendukung inisiatif AZEC, tetapi juga memperkuat perjalanan Indonesia menuju transisi energi ramah lingkungan tanpa mengorbankan ketahanan energi.