Bagikan:

JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada perdagangan Kamis, 5 September 2024 diperkirakan akan bergerak menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Mengutip Bloomberg, nilai tukar Rupiah hari Rabu, 4 September 2024, Kurs rupiah di pasar spot ditutup naik 0,30 persen di level Rp15.480 per dolar AS. Sementara, kurs rupiah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) ditutup menguat 0,43 persen ke level harga Rp15.490 per dolar AS.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan investor bersiap menghadapi minggu yang dipenuhi dengan data penting, termasuk laporan penggajian AS yang akan dirilis pada hari Jumat.

"Laporan pekerjaan ini diharapkan akan berdampak besar pada keputusan Federal Reserve, yang akan dirilis pada tanggal 18 September," ujarnya dalam keterangannya, dikutip Kamis, 5 September.

Ibrahim menyampaikan, antisipasi terhadap data penggajian ini menyusul komentar dari Ketua Fed Jerome Powell bulan lalu, yang menandakan dimulainya penurunan suku bunga karena kekhawatiran tentang melemahnya pasar tenaga kerja.

Kemungkinan penurunan suku bunga pada pertemuan Federal Reserve menjadi titik fokus bagi investor.

Menurut alat CME FedWatch, ada peluang 63 persen untuk penurunan sebesar 25 basis poin dan peluang 37 persen untuk penurunan sebesar 50 basis poin.

Secara keseluruhan, pasar telah memperhitungkan total 100 basis poin dalam penurunan suku bunga sepanjang tahun.

Dari sisi dalam negeri, pasar merespon positif terhadap data Inflasi Agustus 2024 tercatat 2,12 persen year on year (yoy), bergerak stabil didorong oleh penurunan sebagian besar harga pangan.

Meski demikian, pemerintah mewaspadai potensi risiko musim kemarau yang dapat berdampak pada komoditas beras.

Inflasi harga diatur pemerintah, tercatat mengalami kenaikan, yaitu menjadi sebesar 1,68 persen yoy didorong oleh kenaikan harga BBM nonsubsidi dan rokok.

Sementara itu, inflasi harga bergejolak melanjutkan tren penurunan, tercatat 3,04 persen yoy.

Penurunan harga pangan terutama didorong oleh pasokan yang melimpah seiring dengan masa panen serta turunnya biaya produksi seperti pakan jagung.

Sebelumnya, Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Agustus 2024 tercatat pada level 48,9.

Hal ini tidak terlepas dari menurunnya kinerja sektor manufaktur global di tengah tekanan permintaan.

Adapun aktivitas manufaktur negara mitra dagang dan kawasan ASEAN juga mengalami tantangan yang sama, antara lain Amerika Serikat sebesar 48,0 dan Jepang 49,8.

Negara tetangga seperti Malaysia dan Australia juga kembali mencatatkan PMI manufaktur yang terkontraksi masing-masing pada level 49,7 dan 48,5.

Di tengah perlambatan PMI Indonesia, optimisme masih terjaga dengan kinerja sejumlah leading industri di tanah air.

Industri makanan dan minuman serta kimia farmasi hingga triwulan II lalu konsisten tumbuh di atas 5 persen yoy.

Bahkan, industri logam dasar tumbuh hingga 18,1 persen seiring proses hilirisasi yang semakin menunjukkan hasil.

Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup menguat pada perdagangan Kamis, 5 September 2024 dalam rentang harga Rp15.400 - Rp15.520 per dolar AS.