Bagikan:

JAKARTA - Situs resmi pembelian meterai elektronik atau e-meterai milik Perum Peruri tak bisa diakses pelamar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) 2024.

Asal tahu saja, e-meterai dibutuhkan para pelamar CPNS untuk dibubuhkan pada sejumlah dokumen.

Menanggapi hal tersebut, Head of Corporate Secretary Perum Peruri Adi Sunardi minta maaf.

“Peruri menyampaikan permohonan maaf atas kendala yang terjadi dalam proses pembelian dan pembubuhan meterai elektronik (e-meterai), khususnya dalam proses pendaftaran CASN 2024,” tutur Adi Sunardi saat dikonfirmasi VOI, di Jakarta, Rabu, 4 September.

Adi menjelaskan, Peruri telah meningkatkan kapasitas infrastuktur serta menyediakan website khusus pembelian e-meterai untuk mengakomodir kebutuhan pendaftaran CASN 2024.

Namun, sambung Adi, karena antusiasme masyarakat yang sangat tinggi dalam beberapa hari terakhir menjelang penutupan pendaftaran CASN, website layanan e-meterai mengalami lonjakan penggunaan yang mengakibatkan adanya antrean yang cukup panjang bagi pengguna yang ingin mengakses layanan e-meterai.

Kondisi tersebut, lanjut Adi, mengakibatkan perlambatan pelayanan e-meterai melalui website yang dimaksud.

Seperti diketahui, Peruri bersama Badan Kepegawaian Negara (BKN RI) meluncurkan website e-meterai resmi dan terpercaya yaitu https://meterai-elektronik.com/.

“Saat ini kami sedang melakukan upaya terbaik untuk memulihkan kualitas layanan agar website meterai elektronik dapat berfungsi secara penuh kembali oleh seluruh pelamar CASN 2024,” tuturnya.

Sebelumnya diberitakan, para calon peserta seleksi calon pegawai negeri sipil (CPNS) 2024 membanjiri media sosial Instagram maupun X dengan keluhan e-meterai eror. Mereka mengeluhkan tidak bisa membeli e-meterai hingga saldo terpotong tetapi e-meterai tidak bisa digunakan.

Instagram resmi milik Peruri menjadi sasaran netizen untuk menyampaikan protesnya. Netizen ramai-ramai meluapkan emosi mereka di kolom komentar Instagram @peruri.indonesia.

Salah satunya akun dengan nama @bimatejakusuma. Ia mengaku bingung karena rakyat dipaksa untuk melek digital namun sistem pemerintah belum mendukung.

“Rakyat dipaksa digital, sistemnya sendiri belum siap. Lawak,” tulis dia dikutip VOI, Rabu, 4 September.

Keluhan juga disampaikan akun lainnya @fitriansyahbay. Dia mengatakan di era digitalisasi membeli e-meterai malah antre. Bahkan, Peruri menawarkan penggantian tetapi tidak 100 persen.

“Cuma di era 'digitalisasi' ini mau beli materai harus ngantri, out of stock, toko tutup dalam perbaikan, uangnya diambil barang belum ada, udah gitu ditawarin pengembalian tapi enggak 100 persen padahal bukan salah kita,” tulisnya.

Tak hanya keluhan mengenai gagal membeli e-meterai karena situs eror, banyak juga netizen yang mengeluhkan uang mereka sudah terpotong namun status pembelinya tidak terdeteksi di situs pembelian.

Akun dengan nama @fachrine ini mengaku situs helpdesk yang diberikan Peruri pun tidak berfungsi. Adapun Peruri menyediakan sistus bantuan yakni https://helpdesk-sscasn.bkn.go.id/.

“Min, saya sudah beli e-meterai pembayaran lewat qris dan saldo sudah terpotong tapi di web meterai-elektronik mash belum kedetek pembayarannya. Bagaimana ya? Helpdeskya pun tidak berfungsi,” tulisnya.