Bagikan:

JAKARTA - Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memperkirakan aset perbankan syariah dapat mencapai Rp1.000 triliun dengan memaksimalkan potensi ekonomi syariah seperti wisata halal dan produk-produk halal.

Ekonom Senior Indef Didik J Rachbini menyampaikan, aset perbankan syariah Indonesia saat ini berada di kisaran Rp845 triliun dan punya potensi besar untuk mencapai Rp1.000 triliun dalam waktu dekat dengan mengoptimalkan potensi ekonomi syariah.

“Ekonomi syariah itu saya baca data terakhir, aset dari perbankannya kira-kira Rp845 triliun. Dalam waktu dekat bisa Rp1.000 triliun, sebenarnya Rp1.000 triliun ini bisa berkembang dan menurut saya cukup besar,” ucap Didik dalam peluncuran Center for Sharia Economic Development (CSED) secara daring, Selasa, 3 September.

Untuk terus mengembangkan industri perbankan syariah, Didik menyampaikan penting untuk tidak hanya memberi perhatian pada aspek instrumen teknikal, bisnis dan manajemen wisata halal di Indonesia juga masih perlu ditingkatkan.

Menurut Didik, terdapat potensi besar dari wisata halal dan produk halal di Indonesia, namun promosi yang dilakukan masih kurang maksimal.

Didik menyampaikan perbankan syariah merupakan salah satu yang mendorong pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia.

Sehingga pertumbuhan aset yang dicapai oleh perbankan syariah akan mendorong pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia.

“Untuk bisa berbuat sesuatu. Nah, instrumen-instrumen yang paling penting dalam ekonomi syariah itu, perbankan, mungkin turisme, produk halal, dan seterusnya,” jelasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyampaikan bahwa pemerintah telah memastikan adanya landasan kuat dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah bagi pemerintahan mendatang.

Dalam lima tahun terakhir, Ma'ruf menyampaikan peringkat ekonomi dan keuangan syariah Indonesia di tingkat global menempati posisi ke-3.

Sementara sektor makanan halal menduduki posisi ke-2 dan sektor fesyen Muslim di posisi ke-3.

“Bahkan pada tahun 2024, Indonesia berhasil meraih peringkat pertama pada global muslim travel indonesia,” ujarnya.

Ma’ruf juga mengeklaim pertumbuhan sektor unggulan dalam rantai yakni pertanian, makanan dan minuman halal, fesyen muslim, dan pariwisata ramah muslim tumbuh 3,93 persen dan menopang sekitar 23 persen dari ekonomi nasional.

Sementara itu, Ma'ruf menyampaikan sektor keuangan syariah Indonesia terus berkembang ditandai oleh meningkatnya aset dan diversifikasi lembaga keuangan syariah.

“Aset pasar modal syariah pun mencapai hampir 20 persen dari total aset pasar modal nasional,” jelasnya.

Sebagai informasi, mengutip Statistik Perbankan Syariah Juni 2024 yang diterbitkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) aset bank umum syariah dan unit usaha syariah per Juni 2024 tercatat sebesar Rp874,09 triliun.

Sedangkan per Januari 2024, aset aset bank umum syariah dan unit usaha syariah tercatat sebesar Rp845,6 triliun.