Bagikan:

JAKARTA - PT United Tractors Tbk (UNTR) mencatatkan laba bersih sebesar Rp64,5 triliun di sepanjang paruh pertama 2024. Jumlah tersebut mengalami penurunan sebesar 6 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yakni Rp68,67 triliun.

Sekretaris Perusahaan PT United Tractors Tbk (UNTR) Sara K. Loebis mengatakan bahwa penurunan pendapatan ini disebabkan oleh lesunya kinerja dari segmen mesin konstruksi dan pertambangan batu bara.

“Sampai dengan semester pertama tahun 2024, pendapatan bersih konsolidasian perseroan mencapai Rp64,5 triliun,” katanya dalam konferensi pers Public Expose Live secara virtual, Jumat, 30 Agustus.

Sara mengatakan dengan turunnya pendapatan, ditambah biaya keuangan yang lebih tinggi dan kerugian selisih kurs menyebabkan laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih perseroan turun.

“Turun sebesar 15 persen menjadi Rp9,5 triliun dari Rp11,2 triliun pada periode yang sama tahun 2023. Total aset perseroan mencapai Rp168,3 triliun atau naik 25 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu,” jelasnya.

UNTR, sambung Sara, pada segmen mesin konstruksi mencatatkan volume penjualan alat berat Komatsu mencapai 2.515 unit hingga Juli 2024.

“Atau turun 29 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 3.551 unit. Penurunan tersebut dikarenakan turunnya permintaan dari sektor pertambangan, konstruksi, dan kehutanan,” ujarnya.

Dari total penjualan tersebut, sambung Sara, sebanyak 63 persen diserap sektor pertambangan, 14 persen sektor perkebunan, 13 persen sektor konstruksi, dan 10 persen sektor kehutanan.

“Penjualan produk merek UD Trucks turn 47 persen dari 195 unit menjadi 103 unit, sementara penjualan Scania turun 56 persen dari 526 unit menjadi 229 unit karena turunnya permintaan terutama di sektor pertambangan,” katanya.

Untuk layanan purna jual, sambung Sara, pendapatan dari penjualan suku cadang dan jasa pemeliharaan alat turun 10 persen menjadi Rp5,4 triliun sampai dengan semester pertama tahun 2024.

Pada segmen kontraktor penambangan, anak usaha perseroan PT Pamapersada Nusantara (PAMA) mencatat peningkatan volume produksi batu bara sebesar 18 persen dari 71 juta ton menjadi 84 juta ton.

“Namun, terdapat peningkatan volume pekerjaan pemindahan tanah (overburden removal) sebesar 12 persen dari 625 juta bcm menjadi 699 juta bcm, dengan rata-rata stripping ratio 8,4 kali,” jelasnya.

Sementara, anak usaha lainnya, PT Tuah Turangga Agung telah menjual batu bara sebanyak 8,5 juta ton, termasuk 2,0 juta ton batu bara metalurgi, meningkat 17 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.