Perusahaan Menara Grup Djarum Milik Konglomerat Hartono Bersaudara Raup Pendapatan Rp933,9 Miliar dan Laba Rp505 Miliar di Semester I 2022
Ilustrasi. (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Perusahaan menara telekomunikasi dari Grup Djarum milik konglomerat Hartono Bersaudara, PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR), pendapatannya tercatat turun sepanjang semester I 2022. Akan tetapi, SUPR berhasil mencatatkan peningkatan laba bersih sepanjang enam bulan pertama tahun ini.

Dalam laporan keuangan SUPR, dikutip Selasa 6 September, pendapatan perseroan turun menjadi Rp933,9 miliar pada enam bulan pertama 2022. Pendapatan ini turun 10,47 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp1,04 triliun.

Pendapatan tersebut dikontribusi dari pendapatan pihak ketiga sebesar Rp933,9 miliar. Berdasarkan pelanggannya, SUPR memperoleh pendapatan terbesar dari PT XL Axiata Tbk. (EXCL), yakni senilai Rp331,3 miliar di semester I 2022, atau sebesar 35 persen dari total pendapatan perseroan.

SUPR juga memperoleh pendapatan dari PT Hutchison 3 Indonesia sebesar Rp201,8 miliar, PT Telekomunikasi Selular Rp141 miliar, PT Indosat Tbk. (ISAT) sebesar Rp121 miliar, dan PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) sebesar Rp101 miliar.

Beban pokok pendapatan SUPR juga tercatat turun hingga semester I 2022 menjadi Rp215 miliar, dari Rp275 miliar atau turun 21,53 persen secara tahunan atau year on year (yoy). Turunnya pendapatan ini membuat laba bruto SUPR turun menjadi menjadi Rp717 miliar, atau 6,51 persen dari Rp767 miliar.

Akan tetapi, laba bersih SUPR tercatat mampu tumbuh 136,8 persen menjadi Rp505 miliar di semester I 2022, dari Rp213 miliar di semester I 2021. Laba bersih yang tumbuh signifikan ini diakibatkan dari turunnya biaya keuangan SUPR di semester I 2022 menjadi Rp127 miliar, dari Rp383 miliar secara tahunan.

Adapun hingga 30 Juni 2022, SUPR mencatatkan total aset senilai Rp9,5 triliun, turun dari 31 Desember 2021 sebesar Rp11,6 triliun.

Total liabilitas perseroan tercatat turun menjadi Rp5,3 triliun di akhir Juni 2022, dari Rp8,4 triliun di akhir Desember 2021. Sementara itu, total ekuitas perseroan tercatat naik menjadi Rp4,1 triliun di semester I/2022, dibandingkan 2021 sebesar Rp3,2 triliun.